Senin yang cerah ini kami melakukan perjalanan ke Liang
Bua. Dalam bahasa Manggarai, Liang Bua berarti gua yang sejuk. Liang Bua adalah
sebuah gua di bukit batu kapur yang termasuk gua berukuran besar. Menurut pemandu,
Om Cornelis Jaman, panjang gua ini sekitar 50 m, lebar sekitar 40 m, dan tinggi
sekitar 25 m.
Liang Bua terletak sekitar 25 km dari Ruteng, ibukota
Kabupaten Manggarai. Untuk menuju kesana, ada angkutan umum yang beroperasi
yaitu bemo dan otto truck. Namun berhubung jadwal angkutan umum tersebut tidak
tentu, maka kami memutuskan untuk menuju kesana dengan menggunakan sepeda
motor. Jalan menuju gua itu berkelok dan tanpa penunjuk arah. Ruas jalannya
sempit, hanya bisa dilewati satu mobil saja. Selain itu juga banyak jalan
berlubang. Maka berhati-hatilah saat menuju kesana.
Liang Bua berada di kampung Rampasasa, desa Waemulu,
Kecamatan Wae Ri’i. Situs ini berada tak jauh dari persawahan dan dikelilingi
hutan. Tidak jauh dari situs ini terdapat museum kecil. Di museum tersebut,
kita dapat memperoleh banyak informasi terkait dengan situs Liang Bua.
Situs ini menjadi terkenal setelah ditemukannya fosil
spesies manusia kerdil, yang kemudian dinamai Homo Florensiensis. Dari fosil yang ditemukan, menunjukkan bahwa
spesies ini memiliki postur paling tinggi hanya sepinggang manusia modern.
Berbicara tentang manusia purba di zaman modern memang selalu menarik.
Yang lebih menariknya lagi, di kampung sekitar Liang Bua kita dapat bertemu
dengan para keturunan kerdil yang masih tersisa. Konon kabarnya, semua warga
kampung tersebut berukuran mini. Namun akibat perkawinan silang, sekarang
populasi manusia kerdil di kampung tersebut semakin berkurang. Pak Victor
Darung namanya, salah seorang keturunan manusia kerdil yang berhasil kami
temui. Berhubung saya tidak tinggi-tinggi amat, ya jadilah begini. malah terlihat seperti dua orang kerdil. Wkwkwk.
SM-3T, Maju Bersama!
Senin, 18 Maret 2013
great post...
BalasHapusgreat motivation...
keep moving...
:)
thx....
Hapusmari berkunjung...
Indonesia: know it, love it!