BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia
adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya
ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Setiap
masyarakat memiliki bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan
perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya.
Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan
masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi
hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep,
atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya
juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan yang sering
dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar
yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa
lain,baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab,
Portugis, Belanda,dan Inggris.
Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa bahasa Sanskerta yang
sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi dan klasik. Alasan
itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali bahasa tersebut. Kata-kata
Sanskerta sering diserap dari sumber yang tidak langsung, yaitu Jawa Kuno.
Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Bahasa Jawa
Kuno yang digunakan masyarakat Jawa sejak abad pertama sampai dengan abad
ke-15. Abad pertama sampai dengan ke-6 masih dalam tingkat tutur lisan. Bahasa
Jawa Kuno banyak mendapat pengaruh bahasa Sansekerta (45%). Mulai abad ke-7
sampai abad ke-15 bahasa Jawa Kuno telah dipakai dalam bahasa tutur lisan
maupun tulisan.
Dari sini penulis ingin menganalisis kata-kata dalam bahasa Indonesia yang
merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno untuk mengetahui seberapa erat hubungan
antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa Kuno.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa saja kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan
serapan dari bahasa Jawa Kuno?
2.
Bagaimana hubungan makna kata bahasa Indonesia yang
merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno.
2. Menjelaskan
hubungan makna kata bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Jawa
Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata serapan adalah kata yang diserap
dari berbagai bahasa lain,baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing,yang
di gunakan dalam bahasa Indonesia yang cara penulisannya mengalami perubahan
ataupun tidak mengalami perubahan.
Berikut ini disajikan
pembahasan beberapa kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Jawa
Kuno.
1. adu
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
adu; lomba; tanding; banding; mengadu
(kekuatan, jasa, dsb)
|
berlanggaran; bertumbukan; berlaga;
bersabung; bertanding berebut menang (dl pertandingan, perlombaan, dsb);
bersentuhan; terbentur; terantuk (pd)
|
Analisis:
Kata adu mengalami pergesaran makna meluas. Kata adu pada bahasa Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi mereka
yang beradu kekuatan saja, tetapi beradu untuk meraih kemenangan, termasuk
juga bisa dipakai untuk menyebut istilah lain misalnya adu kecepatan, adu
akting, adu kepandaian.
|
2. agama
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
ilmu pengetahuan
|
ajaran, sistem yg mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya
|
Analisis:
Kata agama mengalami pergeseran makna menyempit. Dari bahasa Jawa Kuno
yang berarti ilmu pengetahuan menyempit maknanya menjadi kepercayaan kepada
Tuhan. Saat ini kata agama memang
lebih condong diartikan sebagai kepercayaan kepada Tuhan karena cenderung
lebih spesifik bila dibandingkan dengan pengertian pada bahasa Jawa Kuno.
|
3. ajak
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Mengajak
|
meminta (menyilakan, menyuruh, dsb)
supaya turut (datang dsb)
|
Analisis:
Kata ajak mengalami pergeseran makna meluas. Kata ajak dalam KBBI diartikan meminta, mempunyai makna lebih luas
dibandingkan dengan kata ajak dalam
KJKI diartikan mengajak: meminta untuk ikut serta.
|
4. ajang
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
hidangan; sajian; suguhan
|
tempat untuk makan sesuatu (piring
dsb)
|
Analisis:
Kata ajang mengalami pergeseran makna meluas. Kata ajang dalam kosakata bahasa Indonesia
tidak hanya diartikan sajian atau hidangan saja, tetapi dapat digunakan dalam
konteks yang lain. Misalnya ajang kreativitas, ajang berekspresi, dll.
|
5. ajar
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
beritahu; tutur; kata
|
petunjuk yg diberikan kpd orang supaya
diketahui (diturut)
|
Analisis:
Kata ajar mengalami penyempitan makna. Pada KJKI kata ajar beritahu atau tutur kata,
sedangkan pada KBBI kata ajar lebih spesifik pada petunjuk yang
diberikan kepada seseorang supaya diketahui.
|
6. alang
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Halang
|
sesuatu yg melintang
|
Analisis:
Kata alang mengalami pergeseran makna menyempit. Kata alang yang berarti halangan mempunyai
makna yang lebih luas dibandingkan dengan arti dalam bahasa Indonesia yaitu
segala sesuatu yang melintang, karena halangan tidak selalu berupa hal-hal
yang melintang.
|
7. alas
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
alas; tikar
|
dasar; fondasi
|
Analisis:
Kata alas mengalami pergeseran makna meluas. Kata alas tidak lagi diartikan sebagai tikar (dasar untuk duduk), kata alas
dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau pondasi, mengalami
perluasan dalam penggunaannya.
|
8. ambang
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mengambang; pohon
|
balok yg melintang (antara dua tiang
pintu atau jendela); kayu palang (antara tiang dsb); saat mendekatnya
kejadian atau peristiwa; muara; tingkat
|
Analisis:
Kata ambang mengalami pergeseran makna total karena antara makna yang
ada dalam bahasa Jawa Kuno dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
mengalami perbedaan yang cukup signifikan.
|
9. amis
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
bangar (bau bangkai)
|
anyir (berbau spt bau ikan)
|
Analisis:
Kata amis mengalami penyempitan makna. Pada awalnya kata amis berarti bau bangkai kini lebih
spesifik lagi, yaitu diartikan sebagai bau anyir (menyerupai bau ikan)
|
10. ampuh
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
sakit; manjur
|
mempunyai kekuatan gaib yg luar biasa;
manjur; mempunyai daya pengaruh yg luar biasa
|
Analisis:
Kata ampuh mengalami penyempitan makna. Kata ampuh yang asalnya dalam bahasa Jawa Kuno berarti manjur,
sekarang dalam bahasa Indonesia lebih spesifik pada hal-hal yang mempunyai
kekuatan gaib.
|
11. anak
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Orang
|
keturunan yg kedua
|
Analisis:
Kata anak mengalami penyempitan makna. Kata anak yang asalnya dalam bahasa Jawa Kuno berarti orang, sekarang
dalam bahasa Indonesia lebih spesifik yaitu keturunan yang kedua.
|
12. angkat
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
angkat; pergi
|
naikkan; tinggikan
|
Analisis:
Kata angkat mengalami pergeseran makna menyempit. Kata angkat yang dalam bahasa Jawa Kuno
berarti pergi, dalam bahasa Indonesia mempunyai arti naikkan, yaitu
meninggalkan menuju atas.
|
13. arus
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
ombak;
gelombang; deburan gelombang
|
gerak air yg mengalir; aliran; gerak
(aliran) sesuatu spt air mengalir; gerakan atau aliran udara (listrik) yg
melalui suatu benda; peredaran (barang, uang, dsb)
|
Analisis:
Kata arus mengalami pergeseran makna melus. Kata arus dalam bahasa Jawa Kuno diartikan sebagai ombak (gerakan air)
saja, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak hanya diartikan sebagai gerakan
air, namun juga bisa diartikan gerakan semua benda yang berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain.
|
14. asrama
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
asrama;
biara
|
bangunan tempat tinggal bagi kelompok
orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, dan dipimpin oleh
seorang kepala asrama
|
Analisis:
Kata asrama tidak mengalami perubahan makna. Kata asrama dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai
makna yang sama.
|
15. babu
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mempunyai ibu/ emak
|
perempuan yg bekerja sbg pembantu
(pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga
|
Analisis:
Kata babu mengalami penyempitan makna. Kata babu dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu, yaitu sebutan bagi
wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia kata babu tidak lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa,
namun mengalami penyempitan makna, kata babu
diartikan sebagai pembantu perempuan.
|
16. banter
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Cepat
|
sangat; keras
|
Analisis:
Kata banter mengalami pergeseran makna total, dari pengertian cepat
menjadi sangat keras. Kata banter
dalam bahasa Jawa Kuno berhubungan dengan kecepatan, sedangkan dalam bahasa
Indonesia berhubungan dengan volume dan tekanan.
|
17. bata
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
tembok
|
benda yg berbentuk persegi panjang spt
kotak atau peti kecil; tanah liat yg diaduk sampai halus, kemudian dicetak,
dikeringkan, lalu dibakar (dipakai untuk membuat dinding dsb); batu bata
|
Analisis:
Kata bata mengalami pergeseran makna menyempit. Kata bata yang dulunya berarti tembok, kini
menjadi lebih spesifik yaitu batu persegi panjang yang biasanya dipakai untuk
mendirikan bangunan.
|
18. bibi
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Ibu
|
adik (saudara muda) perempuan ayah
atau ibu
|
Analisis:
Kata bibi mengalami penyempitan makna. Kata bibi dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu, yaitu sebutan bagi
wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia kata bibi tidak lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa,
namun mengalami penyempitan makna, kata bibi
diartikan sebagai adik perempuan ibu.
|
19. bini
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
istri: perempuan
|
perempuan yang menjadi istri
|
Analisis:
Kata bini tidak mengalami pergeseran makna. Kata bini dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti yang sama kosakata
dalam bahasa Indonesia.
|
20. bobot
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Hamil
|
berat suatu benda
|
Analisis:
Kata bobot mengalami pergeseran makna meluas. Kata bobot dalam bahasa Jawa Kuno berarti
hamil yaitu keadaan berat karena mengandung janin, sedangkan dalam kosakata
bahasa Indonesia berarti berat dalam keadaan apapun.
|
21. buru
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
berburu; memburu
|
mengejar atau mencari
|
Analisis:
Kata buru mengalami pergeseran makna meluas. Kata buru yang awalnya hanya diartikan sebagai kegiatan mencari
binatang, kini kata buru dapat
diartikan pula mencari sesuatu yang lain misal berburu cinta, berburu ilmu,
berburu buku dan lain-lain.
|
22. buyut
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
leluhur; nenek moyang
|
ibu dr nenek (urutannya: bapak/ibu,
nenek, buyut)
|
Analisis:
Kata buyut mengalami pergeseran makna menyempit. Kata buyut dalam bahasa Jawa Kuno berarti
leluhur atau nenek moyang, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
menjadi ibu dari nenek.
|
23. cacah
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
cacah; patah; putus; koyak; pecah
|
mencencang (daging dsb) halus-halus
|
Analisis:
Kata cacah mengalami pergeseran
makna menyempit. Kata cacah dalam
bahasa Jawa Kuno berarti patah, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
lagi menjadi cencang atau memotong halus-halus.
|
24. dalih
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
menyangkal; mendakwa
|
alasan (yg dicari-cari) untuk
membenarkan suatu perbuatan
|
Analisis:
Kata dalih mengalami pergeseran makna menyempit. Kata dalih dalam bahasa Jawa Kuno berarti menyangkal,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi alasan untuk
membenarkan.
|
25. dosa
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
cacat; kekurangan; kejahatan;
pelanggaran
|
perbuatan yg melanggar hukum Tuhan
atau agama
|
Analisis:
Kata dosa mengalami pergeseran makna menyempit. Kata dosa dalam bahasa Jawa Kuno berarti segala
cacat atau kekurangan pada diri manusia, dalam bahasa Indonesia diartikan lebih
dispesifikkan lagi menjadi perbuatan yang melanggar hukum atau bisa juga
perbuatan yang melanggar aturan agama.
|
26. emban
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Mengemban
|
kain pembebat badan (dada, susu,
perut)
|
Analisis:
Kata emban mengalami pergeseran
makna menyempit. Kata emban dalam
bahasa Jawa Kuno berarti mengemban, berubah menjadi kain pembebat badan.
|
27. embat
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Merundingkan
|
mengambil dng cara yg tidak sah
(mencuri, mencopet)
|
Analisis:
Kata embat mengalami pergeseran makna total. Kata embat yang berarti merundingkan dalam bahasa Jawa Kuno, dalam bahasa Indonesia diartikan dengan
mengambil paksa milik orang lain.
|
28. empu
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
tuan; yang empunya
|
gelar kehormatan yg berarti
"tuan"; orang yg sangat ahli (terutama ahli membuat keris)
|
Analisis:
Kata empu mengalami pergeseran makna menyempit. Kata empu diartikan sebagai tuan dalam bahasa Jawa Kuno, dalam bahasa Indonesia kata empu identik dengan orang yang ahli
membuat keris.
|
29. entas
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
keluar dari air
|
mengangkat (dr suatu tempat ke tempat
lain)
|
Analisis:
Kata entas mengalami pergeseran makna meluas. Kata entas dalam bahasa Jawa Kuno diartikan
dengan mengeluarkan dari air, dalam bahasa Indonesia kata entas dapat
digunakan di konteks lain misalnya mengentaskan kemiskinan.
|
30. enes
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
bersedih hati; mengidap
|
merana krn sedih
|
Analisis:
Kata enes mengalami pergeseran
makna menyempit. Kata enes dalam
bahasa Jawa Kuno hanya diartikan bersedih, sedangkan dalam bahasa Indonesia diartikan
maerana yang berarti kesedihan yang sangat mendalam.
|
31. gadung
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
ubi-ubian
|
tumbuhan melilit, umbinya memabukkan
kalau dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu basah, racunnya
akan hilang atau menjadi berkurang; Dioscorea hispida
|
Analisis:
Kata gadung mengalami pergeseran makna menyempit. Kata gadung dalam bahasa Jawa Kuno umbi-umbian,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi tumbuhan melilit,
umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu
basah, racunnya akan hilang atau menjadi berkurang, yang mempunyai nama latin
Dioscorea hispida.
|
32. galah
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
batang; seligi; tombak;lembing
|
tongkat yg panjang (dr bambu atau kayu
dsb untuk menjolok buah-buahan, menolak perahu, menjemur pakaian, dsb)
|
Analisis:
Kata galah mengalami pergeseran makna menyempit. Kata galah dalam bahasa Jawa Kuno berarti batang,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi tongkat yg panjang.
|
33. galeng
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Batas
|
pematang sawah
|
Analisis:
Kata galeng mengalami pergeseran makna menyempit. Kata galeng dalam bahasa Jawa Kuno berarti batas,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi batas antara sawah
yang satu dengan sawah yang lain atau biasa disebut dengan pematang sawah.
|
34. ganti
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
ganti; wakil
|
sesuatu yg menjadi penukar yg tidak
ada atau hilang
|
Analisis:
Kata ganti tidak mengalami pergeseran makna. Kata ganti dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti yang hampir sama
dengan bahasa Indonesia.
|
35. gantung
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Gantung
|
sangkut; kait
|
Analisis:
Kata gantung mengalami pergeseran makna meluas. Kata gantung dalam bahasa Jawa Kuno berarti
tersangkut di atas, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata gantung dapat
diartikan tersangkut dimanapun.
|
36. henti
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
habis; henti; binasa
|
keadaan tanpa gerak; halangan; jeda
|
Analisis:
Kata ganti mengalami pergeseran makna total. Kata ganti dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang
berbeda dalam bahasa Indonesia yaitu keadaan tanpa gerak.
|
37. hilang
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
hilang; kalah; mati; berhenti; binasa;
hancur
|
tidak ada lagi; lenyap; tidak
kelihatan
|
Analisis:
Kata henti tidak mengalami pergeseran. Kata henti dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna
yang hampir sama.
|
38. idem
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Padam
|
sama dng yg disebutkan di atas atau di muka
|
Analisis:
Kata idem mengalami pergeseran makna total karena antara makna yang
ada dalam bahasa Jawa Kuno dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
mengalami perbedaan yang cukup signifikan.
|
39. imbang
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Mengimbangi
|
setimbang; sebanding; sama (berat,
derajat, ukuran, dsb)
|
Analisis:
Kata imbang tidak mengalami pergeseran. Kata imbang dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai
makna yang hampir sama.
|
40. inang
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Ibu
|
perempuan yg merawat (menyusui dsb)
anak tuan-nya (spt anak raja atau anak pembesar)
|
Analisis:
Kata inang mengalami pergeseran makna menyempit. Kata inang dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi yaitu perempuan yg merawat
anak tuannya.
|
41. indik
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mendekati
|
mendekati dng berjalan membungkuk atau
merangkak supaya tidak diketahui (mengagetkan) yg didekati; mengendap
|
Analisis:
Kata indik mengalami pergeseran makna menyempit. Kata indik dalam bahasa Jawa Kuno berarti mendekati,
sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi mendekati
dng berjalan membungkuk atau merangkak supaya tidak diketahui yg didekati.
|
42. iring
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mengiringkan; menyertai; mengikuti;
mengantarkan
|
berjalan berturut-turut
|
Analisis:
Kata iring mengalami pergeseran makna menyempit. Kata iring dalam bahasa Jawa Kuno berarti menyertai,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi berjalan
berturut-turut.
|
43. irung
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
Hidung
|
mangkuk kecil untuk minum arak
|
Analisis:
Kata irung mengalami pergeseran makna total. Kata irung dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang
berbeda dalam bahasa Indonesia yaitu keadaan tanpa gerak.
|
44. irus
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
sendok sayur
|
sendok besar yg cekung, terbuat dr
tempurung kelapa dsb untuk menyendok sayur dsb dr kuali (belanga, periuk,
panci)
|
Analisis:
Kata irus mengalami pergeseran makna menyempit. Kata irus dalam bahasa Jawa Kuno berarti sendok
sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi sendok
besar yang cekung, terbuat dari tempurung kelapa untuk menyendok sayur dari
kuali.
|
45. jambak
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
direnggut (rambutnya)
|
Merenggut rambut
|
Analisis:
Kata jambak tidak mengalami perubahan makna. Kata jambak dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna
yang sama.
|
46. jambu
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
pohon dan buahnya
|
buah jambu, banyak airnya, bentuknya
menyerupai genta dan lebar di bawah, macam dan jenisnya banyak
|
Analisis:
Kata jambu mengalami pergeseran makna menyempit. Kata jambu dalam bahasa Jawa Kuno berarti pohon
dan buahnya, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi buahnya
saja.
|
47. jampi
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
digunakan untuk mengobati
|
kata-kata atau kalimat yg dibaca atau
diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib (untuk mengobati penyakit dsb);
mantra
|
Analisis:
Kata jampi mengalami pergeseran makna menyempit. Kata jampi dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua
hal yang dapat digunakan untuk mengobati, sedangkan dalam bahasa Indonesia
lebih dispesifikkan lagi menjadi yaitu kata-kata atau kalimat yg dibaca atau
diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib untuk mengobati penyakit.
|
48. jaya
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
menang; kemenangan
|
selalu berhasil; sukses; hebat
|
Analisis:
Kata jaya mengalami pergeseran makna meluas. Kata jaya dalam bahasa bahasa Indonesia memliki arti yang lebih luas,
yaitu berhasil di segala bidang, sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno berarti
menang, berhasil dalam suatu pertandingan, perlombaan atau kejuaraan saja.
|
49. kirim
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mengirim sesuatu sebagai hadiah
|
menyampaikan barang dari satu tempat ke
tempat yang lain
|
Analisis:
Kata kirim mengalami pergeseran makna meluas. Kata kirim dalam bahasa Jawa Kuno hanya berarti
mengirim sesuatu sebagai hadiah, jika dibandingkan dalam bahasa Indonesia kata
kirim dapat diartikan menyampaikan
barang dari satu tempat ke tempat yang lain meskipun itu bukan hadiah.
|
50. kutub
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mengepul
seperti awan
|
pangkal poros bumi
|
Analisis:
Kata kutub mengalami pergeseran makna total. Kata kutub yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti mengepul seperti awan,
mempunyai arti yang jauh berbeda dalam bahasa Indonesia, yaitu pangkal poros bumi.
Meskipun berbeda arti, keduanya memiliki keterkaitan yaitu sama-sama dalam
keadaan yang seperti tertutup kabut.
|
51. laksana
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
tanda,
ciri, petanda, syarat, lambang
|
sifat, tanda; laku, tanda yang baik
|
Analisis:
Kata laksana mengalami pergeseran makna menyempit. Kata laksana dalam bahasa Jawa Kuno diartikan
sebagai tanda, ciri,
petanda, syarat, lambang, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata laksana tidak diartikan semua
tanda, namun hanya tanda yang baik saja.
|
52. layu
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
lemah, merana, kurus kering
|
lisut; tidak segar lagi,; bunga, daun
dan sebagainya; pucat tidak bergaya lagi
|
Analisis:
Kata layu mengalami pergeseran makna menyempit. Kata layu dalam bahasa Jawa Kuno hanya berarti
lemah, merana, kurus kering, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata layu diartikan sebagai
keadaan lemah, merana, kurus kering pada tanaman.
|
53. lembur
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
kerja
sampai malam
|
kerja malam, pekerjaan yang dilakukan di luar
jam kerja
|
Analisis:
Kata lembur tidak mengalami perubahan makna. Kata lembur dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai
makna yang hampir sama.
|
54. mentah
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mentah,
tidak dimasak, tidak diolah
|
belum masak buah-buahan, belum matang penganan dan sebagainya; belum
direbus, diolah, dmasak, dan sebagainya
|
Analisis:
Kata mentah tidak mengalami perubahan makna. Kata mentah dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai
makna yang sama.
|
55. prasasti
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
dekrit, proklamasi, maklumat,
pengumuman, pemerintah, inskripsi
|
piagam (yang tertulis pada batu,
tembaga, dsb.)
|
Analisis:
Kata prasasti mengalami pergeseran makna menyempit. Kata prasasti dalam bahasa Jawa Kuno
berarti lebih luas jika dibandingkan dalam bahasa Indonesia yang hanya
diartikan sebagai piagam yang tertulis pada batu atau tembaga.
|
56. sabda
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
bunyi, suara, nada, kata, bahasa kata
yang benar, ungkapan yang benar
|
kata; perkataan (bagi Tuhan, nabi,
raja, dsb.)
|
Analisis:
Kata sabda mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sabda dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua
perkataan yang benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
lagi menjadi perkataan Tuhan, nabi, atau raja.
|
57. sabet
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
mencambuk, menampar
|
memukul dengan tali atau benda lain
yang panjang kecil
|
Analisis:
Kata sabet mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sabet dalam bahasa Jawa Kuno berarti mencambuk,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi memukul dengan tali
atau benda lain yang panjang kecil.
|
58. sampir
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
syal; selendang
|
bagian sarung keris sebelah atas
|
Analisis:
Kata sampir mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sampir dalam bahasa Jawa Kuno berarti selendang
yang bisa digunakan untuk menutup apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia
lebih dispesifikkan lagi menjadi bagian yang menjadi sarung keris, menutup
keris sebelah atas.
|
59. sana
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
tempat kediaman
|
penunjuk tempat yang jauh (dianggap
jauh dari pembicaraan)
|
Analisis:
Kata sana mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sana dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua
tempat kediaman, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sana diartikan sebagai penunjuk tempat yang jauh (dianggap jauh
dari pembicaraan).
|
60. sapih
Bahasa
Jawa Kuno
|
Bahasa
Indonesia
|
pembubaran, dipisah, diakhiri
|
menyarak (menghentikan anak menyusu
ibu)
|
Analisis:
Kata sapih mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sapih dalam bahasa Jawa Kuno diartikan
sebagai pengakhiran semua hal, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sapih diartikan sebagai menyarak, atau
menghentikan anak menyusu ibu.
|
Berikut ini disajikan
rekapitulasi data hasil analisis
No
|
Kata
|
Pergeseran Makna
|
|||
Tidak Ada
|
Menyempit
|
Meluas
|
Total
|
||
1
|
adu
|
|
|
V
|
|
2
|
agama
|
|
V
|
|
|
3
|
ajak
|
|
|
V
|
|
4
|
ajang
|
|
|
V
|
|
5
|
ajar
|
|
V
|
|
|
6
|
alang
|
|
V
|
|
|
7
|
alas
|
|
|
V
|
|
8
|
ambang
|
|
|
|
V
|
9
|
amis
|
|
V
|
|
|
10
|
ampuh
|
|
V
|
|
|
11
|
anak
|
|
V
|
|
|
12
|
angkat
|
|
V
|
|
|
13
|
arus
|
|
|
V
|
|
14
|
asrama
|
V
|
|
|
|
15
|
babu
|
|
V
|
|
|
16
|
banter
|
|
|
|
V
|
17
|
bata
|
|
V
|
|
|
18
|
bibi
|
|
V
|
|
|
19
|
bini
|
V
|
|
|
|
20
|
bobot
|
|
|
|
V
|
21
|
buru
|
|
|
V
|
|
22
|
buyut
|
|
V
|
|
|
23
|
cacah
|
|
V
|
|
|
24
|
dalih
|
|
V
|
|
|
25
|
dosa
|
|
V
|
|
|
26
|
emban
|
|
V
|
|
|
27
|
embat
|
|
|
|
V
|
28
|
empu
|
|
V
|
|
|
29
|
entas
|
|
|
V
|
|
30
|
enes
|
|
V
|
|
|
31
|
gadung
|
|
V
|
|
|
32
|
galah
|
|
V
|
|
|
33
|
galeng
|
|
V
|
|
|
34
|
ganti
|
V
|
|
|
|
35
|
gantung
|
|
|
V
|
|
36
|
henti
|
|
|
|
V
|
37
|
hilang
|
V
|
|
|
|
38
|
idem
|
|
|
|
V
|
39
|
imbang
|
V
|
|
|
|
40
|
inang
|
|
V
|
|
|
41
|
indik
|
|
V
|
|
|
42
|
iring
|
|
V
|
|
|
43
|
irung
|
|
|
|
V
|
44
|
irus
|
|
V
|
|
|
45
|
jambak
|
V
|
|
|
|
46
|
jambu
|
|
V
|
|
|
47
|
jampi
|
|
V
|
|
|
48
|
jaya
|
|
|
V
|
|
49
|
kirim
|
|
V
|
|
|
50
|
kutub
|
|
|
|
V
|
51
|
laksna
|
|
V
|
|
|
52
|
layu
|
|
V
|
|
|
53
|
lembur
|
V
|
|
|
|
54
|
mentah
|
V
|
|
|
|
55
|
prasasti
|
|
V
|
|
|
56
|
sabda
|
|
V
|
|
|
57
|
sabet
|
|
V
|
|
|
58
|
sampir
|
|
V
|
|
|
59
|
sana
|
|
V
|
|
|
60
|
sapih
|
|
V
|
|
|
Jumlah
|
8
|
35
|
9
|
8
|
BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa
kata serapan yang berasal dari bahasa Jawa Kuno ada yang begitu saja diserap ke
dalam kosa kata bahasa Indonesia, ada yang berubah makna secara total, ada yang
mengalami penyempitan, dan ada juga yang mengalami perluasan makna. Dari 60 kosa
kata bahasa yang dianalisis, kosa kata tersebut paling banyak mengalami
penyempitan makna, yaitu sebanyak 35 kata, selanjutnya kosa kata yang mengalami
perluasan makna sebanyak 9 kata, kosa kata yang tidak mengalami pergeseran
makna dan pergeseran makna total masing-masing berjumlah 8 kata.
DAFTAR
PUSTAKA
Mardiwarsito, L. 1985. Kamus Jawa Kuna (Kawi) – Indonesia. Ende Flores: Penerbit Indah.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
____. Kata
Serapan dalam Bahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/ diunduh pada tanggal 3
Juli 2011 pukul 20.14 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar