METODE,
MODEL DAN TEKNIK
PEMBELAJARAN
MENULIS
A. METODE
Metode
pembelajaran menulis adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia khususnya aspek ketrampilan menulis.
1.
Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Keunggulan:
Keunggulan:
a. Melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir
dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan
masalah yang dihadapi secara realistis
d. Mengidentifikasi
dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan
dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
g. Dapat
membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.
Kelemahan:
Kelemahan:
a. Beberapa
pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya
alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta
akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
b. Memerlukan
alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang
lain.
2. Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu
metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi
urutan logis.
Langkah-langkah:
a. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Menyajikan
materi sebagai pengantar.
c. Guru
menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d. Guru
menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.
e. Guru
menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari
alasan/ urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/ materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan/
rangkuman
Keunggulan:
a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing
siswa.
b. Melatih
berpikir logis dan sistematis.
Kelemahan:
a. Memakan
banyak waktu
b. Banyak
siswa yang pasif.
3.
Model Examples Non Examples
Examples non examples adalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh dapat
dari kasus/ gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
a. Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c. Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/
menganalisa gambar.
d. Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada kertas.
e. Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f. Mulai
dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan.
Keunggulan:
a.
Siswa lebih kritis dalam menganalisa
gambar.
b.
Siswa mengetahui aplikasi dari materi
berupa contoh gambar.
c.
Siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya
Kelemahan:
a.
Tidak semua materi dapat disajikan
dalam bentuk gambar.
b.
Memakan waktu yang lama.
4.
Metode Langsung
Metode pengajaran langsung dirancang
secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural
dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah. Metode tersebut didasari anggapan bahwa pada umumnya
pengetahuan dibagi dua, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural. Deklaratif berarti pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
Langkah-langkah:
a.
Guru mengawali dengan
penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran serta mempersiapkan
siswa untuk menerima penjelasan guru. Hal itu disebut fase persiapan dan
motivasi.
b.
Fase berikutnya adalah
fase demontrasi, pembimbingan, pengecekan, dan pelatihan lanjutan.
Pada
metode langsung bisa dikembangkan dengan teknik pembelajaran menulis dari
gambar atau menulis objek langsung dan atau perbandingan objek langsung. Teknik
menulis dari gambar atau menulis objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis
dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan gambar
kebakaran yang melanda sebuah desa atau melihat langsung kejadian kebakaran
sebuah desa, Dari gambar tersebut siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan
logis berdasarkan gambar.
5.
Metode
Sugesti-Imajinasi
Pada
prinsipnya, metode sugesti-imajinasi adalah metode pembelajaran menulis dengan
cara memberikan sugesti lewat lagu untuk merangsang imajinasi siswa. Dalam hal
ini, lagu digunakan sebagai pencipta suasana sugestif, stimulus, dan sekaligus
menjadi jembatan bagi siswa untuk membayangkan atau menciptakan gambaran dan
kejadian berdasarkan tema lagu. Respons yang diharapkan muncul dari para siswa
berupa kemampuan melihat gambaran-gambaran kejadian tersebut dengan
imajinasi-imajinasi dan logika yang dimiliki lalu mengungkapkan kembali dengan
menggunakan simbol-simbol verbal.
Langkah-langkah:
a.
Tahap perencanaan (prapembelajaran)
- Penelaahan
materi pembelajaran
- Pemilihan
lagu sebagai media pembelajaran
- penyusunan
ancangan pembelajaran.
b. Tahap
kedua (pelaksanaan)
- Pretes: untuk mengukur kemampuan atau pengetahuan
yang dimiliki siswa
- Penyampaian
tujuan pembelajaran
- Apersepsi: menjelaskan hubungan antara materi yang
telah diajarkan dengan materi yang akan diajarkan.
- Penjelasan
praktik pembelajaran dengan media lagu
- Praktik
pembelajaran
- Pascates: Siswa menulis sebuah karangan tanpa
didahului dengan kegiatan mendengarkan lagu
c. Evaluasi
Keunggulan:
a.
Pemilihan lagu yang
bersyair puitis membantu para siswa memperoleh model dalam pembelajaran
kosakata
b.
Pemberian apersepsi
tentang keterampilan mikrobahasa yang dilanjutkan dengan pembelajaran menulis
menggunakan metode sugestiimajinasi dapat diserap dan dipahami dengan lebih
baik oleh para siswa
c.
Sugesti yang diberikan
melalui pemutaran lagu merangsang dan mengkondisikan siswa sedemikian rupa
sehingga siswa dapat memberika respons spontan yang bersifat positif. Dalam hal
ini, respons yang diharapkan muncul dari para siswa berupa kemampuan menggali
pengalaman hidup atau mengingat kembali fakta-fakta yang pernah mereka temui, mengorganisasikannya,
dan memberikan tanggapan berupa ide-ide atau konsep-konsep baru mengenai
pengalaman atau fakta-fakta tertentu
d.
Peningkatan penguasaan
kosakata, pemahaman konsep-konsep dan teknik menulis, serta imajinasi yang
terbangun baik berkorelasi dengan peningkatan kemampuan siswa dalam membuat
variasi kalimat.
Kelemahan:
a.
Penggunaan metode
sugesti-imajinasi tidak cukup efektif bagi kelompok siswa dengan tingkat
keterampilan menyimak yang rendah
b.
Metode ini sulit
digunakan bila siswa cenderung pasif
B. MODEL
Model
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
1.
Model
Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses
Model pembelajaran menulis dengan
pendekatan proses meliputi lima tahap, yakni pramenulis, menulis draf,
merevisi, menyunting, dan mempublikasi (Tomkins & Hoskisson, 1995).
a. Pramenulis
adalah tahap persiapan untuk menulis. Adapun hal-hal yang dilakukan siswa dalam
tahap ini adalah: 1) memilih topik, 2) mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan
pembaca, dan 3) memperoleh dan menyusun ide-ide.
b.Tahap menulis draf, siswa
diminta hanya mengekpresikan ide-ide mereka ke dalam tulisan kasar.
c. Tahap
merevisi, siswa memperbaiki ide-ide mereka dalam karangan. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap ini adalah: 1) membaca ulang
seluruh draf, 2) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan
teman dalam kelompok,
d.
Merevisi, mengubah tulisan
dengan memperhatikan reaksi, komentar atau masukan dari teman atau guru.
e. Menyunting,
mengadakan perubahan-perubahan aspek mekanik karangan. Siswa memperbaiki
karangan mereka dengan memperbaiki ejaan atau kesalahan mekanik yang lain.
Tujuannya adalah untuk membuat karangan lebih mudah dibaca orang lain. Adapun
aspek-aspek mekanik yang diperbaiki adalah penggunaan huruf besar, ejaan,
struktur kalimat, tanda baca, istilah dan kosakata serta format karangan.
f. Tahap
publikasi, tahap akhir menulis, siswa mempublikasikan tulisan mereka dalam
bentuk yang sesuai atau berbagi tulisan dengan pembaca yang telah ditentukan.
Dalam proses pembelajaran menulis
Imajinatif ini siswa diajarkan menguasai kompetensi menulis/mengarang
secara bebas sesuai imajinasinya sendiri-sendiri. Di sini siswa diberi
kebebasan untuk menuangkan segala ide/gagasan, pendapat/opini, imajinasi atau
daya khayal, dsb ke dalam bentuk tulisan/karangan.
Langkah-langkah:
a.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran/KD.
b.
Guru menjelaskan secara
singkat cara membuat sebuah tulisan/karangan.
c.
Guru membagikan kertas
kerja sejumlah siswa.
d.
Setiap siswa membuat
tulisan/karangan dengan daya cipta dan kreasinya sendiri.
e.
Setelah selesai, guru
menunjuk salah satu siswa untuk menampilkan/membacakan hasil
tulisannya/karangannya.
f.
Setiap satu siswa
selesai langsung diberi aplaus. Siswa yang lain diberi kesempatan menyampaikan
tanggapan, pendapat, kritik atau saran atas karangan siswa tersebut.
g.
Guru menunjuk siswa
lain atau menawarkan siswa lain yang menyatakan siap untuk membacakan
karangannya.
h.
Demikian seterusnya
sampai seluruh siswa tampil membacakan hasil karangannya.
i.
Evaluasi, meliputi isi
karangan, kalimat, pilihan kata, penggunaan ejaan, tanda baca, dsb
j.
Kesimpulan.
C. TEKNIK
Teknik
pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung.
Teknik
pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan)
bahan-bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek
ketrampilan menulis. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis:
1. Teknik pancingan kata
kunci
Salah
satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis puisi adalah dengan
aplikasi teknik pancingan kata kunci.
Langkah-langkah:
a.
Guru bertindak sebagai
pemancing dengan menawarkan kata kunci
b.
Siswa mencermati kata
kunci model
c.
Siswa mengembangkan
kata kunci dalam baris
d.
Siswa mengembangkan
kata kunci dalam bait
e.
Siswa dapat menulis
puisi utuh
Keunggulan:
Siswa
yang mulanya sulit untuk menemukan kata-kata yang cocok untuk dituangkan dalam
puisi menjadi lebih terbantu, karena teknik ini melatih siswa dari satu kata
kemudian bertahap menjadi baris kemudian bait, begitu seterusnya sampai menjadi
puisi yang utuh.
Kelemahan:
Siswa
yang merasa sudah bisa, akan cenderung dibatasi dalam pemilihan katanya. Jadi
sebaiknya seorang guru dapat memahami kondisi siswa.
2. Teknik 3M
Teknik 3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan
menambahi. Teknik 3M ini sesungguhnya bukanlah hal yang sangat baru. Teknik ini
terilhami dari apa yang diajarkan Mardjuki (dalam Harefa, 2002:31), seorang
penulis kreatif yang cukup dikenal oleh para wartawan di Yogyakarta di tahun
80-an, kepada calon-calon penulis muda, yaitu dengan 3N-nya (niteni,
norokke, nambahi). Teknik ini biasanya diterapkan dalam menulis teks
berita.
Langkah-langkah:
a.
Mengamati diartikan sebagai kegiatan melihat dengan cermat dan teliti
mengenai sebuah objek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis teks berita,
siswa mengamati model teks berita yang dimuat dalam surat kabar atau yang
disediakan guru. Hasil yang diharapkan dari kegiatan mengamati adalah
pembelajar menemukan unsur-unsur berita dan pola-pola penulisan teks berita.
b.
Menirukan dalam konteks pembelajaran bukan diartikan sebagai
kegiatan “menjiplak”. Hal yang harus ditiru bukan kata per kata, kalimat per
kalimat tetapi unsur-unsur yang harus ada dalam teks berita dan pola-pola
penulisan teks berita sehingga siswa dapat menulis teks berita dalam berbagai
pola dan variasi.
c.
Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas
terhadap tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila
dalam objek tiruan ada unsur-unsur berita yang belum tertulis, siswa menambahi
sehingga menjadi lebih lengkap unsur-unsur beritanya.
Keunggulan:
Mempermudah siswa untuk menguasai kompetensi menulis teks berita. Dengan
langkah-langkah dari mengamati, menirukan, dan menambahi siswa diharapkan dapat
menulis teks berita sesuai dengan unsur-unsur pembangunnya.
Kelemahan:
Siswa cenderung menjiplak dari contoh yang sudah ada. Siswa menjadi
terpatok untuk menulis hal yang sama, sehingga kemampuannya kurang berkembang.
3. Teknik Field Trip
Field
trip ialah teknik belajar mengajar anak didik
dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk
belajar. Hal ini sangat sesuai untuk meningkatkan pembelajaran menulis
deskripsi.
Langkah-langkah:
a.
Guru membuka interaksi
dengan siswa untuk memperkenalkan rencana kegiatan dalam pembelajaran menulis
deskripsi.
b.
Guru dan siswa
menyepakati trip yang akan dikunjungi dan waktu yang dipilih untuk
pemebelajaran menulis deskripsi.
c.
Siswa dan guru
bersama-sama mengunjungi tempat yang dituju, contohnya museum.
d.
Guru membimbing siswa
untuk segera menulis dan mendeskripsikan suatu objek yang telah dipilih.
e.
Guru merefleksi tulisan
yang sudah ditulis oleh siswa.
Keunggulan:
a.
Meningkatnya kualitas
pembelajaran menulis siswa, ditandai dengan timbulnya keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis.
b.
Keaktifan siswa dalam
pembelajaran meliputi aktif bertanya maupun memberikan tanggapan, aktif
mengerjakan tugas serta menjawab pertanyaan guru.
c.
Memudahkan siswa untuk
menuangkan ide-ide kedalam tulisan.
d.
Siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya
e.
Siswa lebih nyaman dan
senang ketika pembelajaran berlangsung.
Kelemahan:
a.
Membutuhkan waktu yang
lama.
b.
Membutuhkan biaya yang
cukup banyak.
c.
Guru membutuhkan tenaga
ekstra untuk dapat membimbing siswa satu per satu.
4. Teknik pengandaian 180o
berbeda
Teknik ini adalah teknik yang membantu
siswa dalam menulis cerita khususnya narasi. Teknik ini dinamakan dengan
pengandaian 180o karena cara yang digunakan adalah membalikkan tokoh
cerita yang sudah ada atau lazim dimasyarakat. Misalnya cerita Malin Kundang
yang menjadi tokoh jahat adalah Malin. Dengan teknik ini siswa menulis dengan tokoh jahatnya adalah Ibu
Malin.
Langkah-langkah:
a.
Mencatat yang terlintas, yaitu tuliskan sebanyak mungkin kata yang terlintas
dalam pikiran setelah mendengar suatu kata. Misalnya, ketika dikatakan “sandal
jepit”, tuliskan “alas kaki, murah, toilet, licin, santai, dsb”. Kegiatan ini
adalah aktivitas pembuka untuk melepaskan sekat-sekat keraguan serta melatih
kreativitas berpikir. Umumnya kendala menulis adalah (a) keraguan untuk memulai
menulis, (b) keraguan untuk merangkai jalan cerita, dan (c) keraguan apakah
tulisannya bagus atau tidak.
b.
Mendeskripsikan, yaitu memberikan gambaran tentang suatu objek, tempat,
suasana, tokoh, penokohan, dsb. sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan,
melihat, mendengar, mencium apa yang dideskripsikan penulis. Latihan
pendeskripsian dilakukan dengan cara (a) mendeskripsikan sesuatu yang terlihat,
(b) mendeskripsikan sesuatu yang terdengar, (4) mendeskripsikan sesuatu yang
tercium, dan (d) mendeskripsikan sesuatu yang teraba. Latihan ini dilakukan
satu per satu agar pendeskripsian dapat lebih terfokus dan mendalam (detail).
c.
Menggunakan pengandaian 180° berbeda. Latihan menulis cerita tidak harus dimulai dengan
sesuatu yang baru. Latihan dapat dimulai dengan sesuatu yang sudah dikenal
semua siswa. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki gambaran umum tentang apa
yang akan dituliskan. Tapi, agar cerita tetap menarik, siswa diharuskan menulis
cerita dengan karakteristik tokoh yang berbeda 180°. Misalnya, bila siswa
hendak menuliskan kembali cerita “Si Kancil”, maka karakteristik Kancil yang
biasanya lebih cerdik daripada Buaya, kali ini diubah 180° berbeda sehingga
Buaya dibuat lebih cerdik.
d.
Menggunakan
berbagai sudut pandang (point of view).
Sudut pandang artinya dari pandangan mana
peristiwa-peristiwa dalam cerita dipaparkan, apakah dari sudut pandang
pengarang, tokoh A, atau tokoh B. Di dalam cerita yang utuh, sudut pandang
selalu berubah. Oleh karena itu, perubahan sudut pandang merupakan bagian yang
harus dilatihkan agar siswa dapat membuat cerita yang lebih variatif dan
menarik. Pada cerita Si Kancil (dengan 180° berbeda), pertama-tama siswa
diminta untuk menuliskan cerita dengan sudut pandang Si Kancil. Selanjutnya,
siswa diminta untuk membuat cerita tersebut dengan sudut pandang Buaya.
Keunggulan:
a.
Siswa
merasa termotivasi dengan menggunakan teknik yang berbeda dari biasanya dalam
menulis,
b.
Suasana
menulis lebih inovatif dan menyenangkan,
c.
Siswa
dapat mengeksplor imajinasinya dalam menulis cerita.
Kelemahan: belum dapat ditemukan dalam penerapan teknik
ini.
5. Teknik kancing
gemerincing
Teknik kancing gemerincing adalah teknik yang digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis dalam melengkapi cerita rumpang. Teknik ini
menggunakan kancing sebagai alat perantara untuk membantu pembelajaran.
Langkah-langkah:
a.
Siswa
dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang.
b.
Cerita
yang rumpang dibagikan kepada masing-masing siswa, kemudian siswa menelaah dan
membaca teks tersebut dengan maksud mengetahui maksud cerita asalnya.
c.
Setiap
siswa dalam kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama untuk
memikirkan kalimat-kalimat yang tepat dan memadukan kalimat dengan kalimat
sehingga cerita tersebut menjadi runtut.
d.
Kancing-kancing
dalam kotak dibagikan pada siswa masing-masing mendapat dua buah kancing.
e.
Guru
memberikan penjelasan teknik melengkapi cerita rumpang dengan berdiskusi
menggunakan media kancing sebagai berikut:
ü Semua anggota kelompok
harus mengemukakan pendapatnya yaitu kalimat yang tepat untuk melengkapi cerita
rumpang sehingga cerita menjadi padu.
ü Jika salah satu teman
sedang berbicara mengemukakan pendapatnya, maka siswa yang lain harus
mendengarkan pendapat teman tersebut dan yang telah berbicara mengemukakan
pendapatnya harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di
tengah-tengah kelompok.
ü Jika kancing yang
dimiliki seorang siswa telah habis, dia tidak boleh berpendapat lagi sampai
rekan-rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
ü Jika kancing yang
dimiliki oleh siswa dalam satu kelompok sudah habis, sedangkan tugas belum
selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagikan kancing lagi dan
prosedur atau caranya diulangi lagi.
f.
Guru
menugaskan siswa untuk melengkapi cerita rumpang dengan teknik kancing
gemerincing yang telah dijelaskan.
g.
Siswa
melengkapi cerita rumpang dengan bimbingan guru.
h.
Guru
memberikan kesempatan untuk bertanya.
i.
Setelah
siswa dalam kelompoknya menyelesaikan tugas melengkapi cerita rumpang, maka
kelompok tersebut harus mengoreksi hasil tulisannya.
j.
Setelah
semua kelompok mengoreksi, maka setiap kelompok mandapat kesempatan untuk
memamerkan hasil kerja pada kelompok lain dengan teknik keliling kelompok.
k.
Setiap
kelompok berkesempatan membaca hasil menulis cerita dari tiap-tiap kelompok,
hal ini dimaksudkan agar dapat mengapresiasi hasil karya orang lain.
l.
Guru
melakukan penilaian terhadap hasil menulis siswa dalam menulis melengkapi
cerita rumpang dan menilai kelompok yang kerjanya bagus.
m. Diakhir kegiatan yaitu
diskusi untuk memberi tanggapan terhadap hasil karya orang lain.
n.
Merefleksikan
hasil kegiatan siswa
o.
Siswa
bersama-sama guru membuat kesimpulan
Keunggulan:
a.
Suasana
pembelajaran menulis lebih inovatif, sehingga siswa lebih tertarik untuk mau
mengikuti pembelajaran.
b.
Memotivasi
siswa bersaing dengan sehat.
Kelemahan:
Membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses
pembelajaran.
Sumber Pustaka:
Haryadi.
2010. Model Pembelajaran. Semarang:
Unnes
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sapani, Suardi, dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta:
Depdikbud.
maaf... metode sugesti-imajinasi aku bisa nemuin dibuku apa ya???
BalasHapusiya benar, mohon rekomendasi bukunya :)
BalasHapuskak..
BalasHapustolong rekomondasi buku-buku tentang "metode sugesti imajinasi" dan "model pembelajaran menulis imajinatif" yah...
Ka mohon fotoin buku cover yang kaka post ini
BalasHapusKa mohon fotoin buku cover yang kaka post ini
BalasHapusKa mohon fotoin buku cover yang kaka post ini
BalasHapusKak, minta tolong rekomendasi buku-buku tentang metode sugesti-imajinasi
BalasHapusThanks infonya, menarik banget. Oiya ngomongin mendidik anak, ternyata ada loh cara mendidik yang cerdas biar anak itu bisa sukses di masa depan seperti miliarder Bill Gates. Gimana caranya? Yuk liat selengkapnya di sini: Cara asuh orang tua Bill Gates
BalasHapusSangat bermanfaat 👍👍👍👍😍😍
BalasHapusTerimakasih
Bisa di baca https://setara.net/ingin-limit-kartu-kredit-naik-ini-syarat-dan-prosedurnya/
BalasHapus