Rabu
ini, 10 Oktober 2012 adalah hari yang diajadwalkan bagi kami untuk berangkat ke
Manggarai. Sekitar pukul 07.30 kami harus berada di gedung auditorium Unnes
guna mengikuti upacara pelepasan. Acara yang direncanakan dihadiri oleh Pak
Menteri Pendidikan ternyata hanya bisa dihadiri oleh wakilnya. Salah satu mata
acaranya yaitu “pemakaian jaket”, dengan lagu pengiring “Bagimu Negeri”..
Padamu negeri, kami berbakti
Oh,
tak kuasa aku meneteskan air mata. Syair lagu tersebut menyadarkanku bahwa kami
mempunyai janji tanggung jawab yang besar terhadadap negeri ini: berbakti dan
mengabdi. Jaket kebanggaan SM-3T sudah terpakai, itu artinya kami secara resmi
telah dilepas untuk melunasi janji kami: berbakti dan mengabdi kepada negeri.
Upacara
pelepasan telah usai, Pak Wamen beserta rombongan telah meninggalkan auditorium
ini. Namun peserta SM-3T dan mahasiswa yang hadir tidak bisa langsung pergi
karena masih ada satu acara lagi yang harus kami ikuti, yaitu Seminar
Kewirausahaan. “Pendidikan Karakter” adalah salah satu materi yang wajib
diikuti oleh peserta SM-3T dengan pemateri Ayu Dyah Pasha. Nama itu sungguh
menarik bagiku. Terbayang olehku seorang wanita cantik, artis yang biasa muncul
di layar kaca, juga seorang wanita karir. Eits tapi tunggu dulu, ada yang lebih
menarik perhatian bagi sejumlah peserta seminar. Seorang perempuan muda dengan
tinggi tak jauh beda denganku, mengenakan gaun rok pendek, sangat seksi dan
memamerkan paha mulusnya. Terang saja semua mata tertuju padanya. Yang lebih
membuat kami bertanya-tanya, dia mengenakan jaket almamater Unnes. Oh oh siapa
dia? Moderator seminar. Apa??? Seorang moderator acara seminar di lingkungan
pendidikan tampil dengan dandanan seperti itu, rasa-rasanya sungguh tidak
tepat.
Ah,
acara macam apa ini. Tak tahukah panitia, banyak hal yang harus kami siapkan.
Beberapa jam lagi kami harus berangkat. Banyak hal melintas di pikiranku. Aku
belum menemui temanku, aku belum mengambil ijazah, aku belum pamitan ke kantor
jurusan, aku belum mengaktifkan SMS Banking, aku belum perpisahan dengan
anak-anak kos, aku belum membeli beberapa barang yang perlu aku bawa, aku juga
belum selesai berbenah. Rasanya ingin berteriak. Aku belum begini, aku belum
begitu.
Pembicara
di depan tidak aku hiraukan. Apa yang dibicarakannya tidak aku dengarkan. Aku
sibuk sendiri. Sibuk merencanakan hal-hal apa saja yang harus aku lakukan
sesusai acara ini. Ya ampun ini acara tidak penting sekali. Aku yakin dalam
hati seluruh peserta SM-3T sudah sangat ingin meninggalkan ruangan ini.
Aku
ke belakang dulu ah, menemui seseorang yang akan menyampaikan seseuatu, titipan
dari sahabat karibku. Aku mendapat sebuah bingkisan, entah isinya apa, nanti
kubuka di kos saja. Aku kembali ke tempat dudukku. Bingkisan itu aku letakkan
di bawah kursi yang ada di depanku. Aku kembali mendengar pemateri; hanya
mendengar, tidak mendengarkankan. Pikiranku tertuju pada bingkisan yang aku
terima. Rasa penasaran mengajakku untuk membuka bingkisan itu. Ahaaa… Aku
mendapatkan sebuah kompas. Terima kasih kawan. Aku yakin akan sangat berguna.
Tik
tok tik tok… Kembali mendengar perempuan itu berceramah. Sangat buang-buang
waktu. Aku memikirkan hal apa lagi yang bisa aku kerjakan. Aku lantas mengajak
temanku –yang belum wisuda- untuk mengambil ijazah. Baiklah kawan, mari kita
mengambil kenang-kenangan kuliah 8 semester kita.
Senang
sekali ijazah sudah di tangan. Tak apa tak ikut wisuda, aku sudah rela.
Kembali
ke auditorium, kembali dengan kebosanan, dan kembali dengan kegalauan. Ayolah,
cepatlah selesai, cepatlah pukul 12. Akhirnya selesai juga. Bergegas keluar,
berkumpul, pembagian kartu identitas, dan mengisi kuisioner. Boleh pulang tidak
ini? Menunggu beberapa saat hingga akhirnya boleh pulang.
Setelah
pulang kos, aku menuju ke kantor jurusan. Berharap dapat berjumpa dengan
teman-teman sebelum aku berangkat, juga berpamitan dengan dosen-dosenku.
Kantong semangat semakin penuh. Ya!
Tujuan
selanjutnya mengaktifkan SMS Banking di kantor BNI. Mengambil nomor antrian,
masih 7 antrian lagi. Oh tidak, teller B biasanya betah berlama-lama melayani
pelanggan. Aku memutuskan meninggalkan bank sebentar, untuk kemas-kemas barang.
Setelah itu aku kembali ke bank. Masih tiga antrian lagi. Huh… Harusnya tadi
aku lebih lama meninggalkan bank. Tapi taka pa, setidaknya tadi aku suudah
menghemat waktu. Ayo ayo, kurang setengah jam lagi aku harus berkumpul di depan
auditorium, sementara nomor antrianku belum juga dipanggil.
Akhirnya
tiba giliranku. Untung sang teller mengerti akan kebutuhanku. Aku butuh cepat,
teller bekerja cepat. Terima kasih mbak atas pelayanan yang prima.
Setelah
meniggalkan kantor BNI, langsung pergi ke toserba untuk membeli beberapa barang
yang sempat terlupa. Kemudian menuju kos. Aku harus berpamitan sekaligus
menyampaikan kenang-kenangan kepada mereka. Dua puluh lima kamar aku datangi
satu per satu. Alamaaak… Banyak benar penghuni kosku.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 15.15. Beberapa SMS berdatangan menginstruksikan untuk
segera menuju halaman auditorium tempat bus menunggu kami yang akan berangkat
ke Manggarai.
Bapak,
ibu, dan adik tidak bisa mengantar keberangkatanku. Ada senangnya, ada
sedihnya. Senangnya, pasti tak akan banyak air mata. Sedihnya, tak bertemu
mereka. Untung ada pacarku yang setia mengantarku kesana kemari selama
persiapan dan saat pemberangkatan. Di halaman auditorium, pakdhe dan budhe
sudah menungguku di sana. Kami berbincang-bincang sambil menunggu bus
berangkat. Saat-saat yang “tidak diinginkan” pun tiba. Aku harus masuk bus.
Tanpa sadar air mataku menetes. Aku pikir tak akan ada tangis, namun apa daya
aku tak kuasa menahannya. Sampai jumpa ayahku, sampai jumpa ibuku, sampai jumpa
adikku, sampai jumpa pacarku, sampai jumpa teman-temanku, sampai jumpa Unnesku,
satu tahun lagi aku pasti kembali.
SM-3T, Maju Bersama!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar