Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal (SM-3T) merupakan program yang digalakkan pemerintah dalam upaya
pemerataan pemerolehan pendidikan. Selama satu tahun mengabdi di luar Jawa,
peserta SM-3T harus meninggalkan keluarga, pacar, dan teman-teman. Oh tidak,
saat itu saya sangat galau pemirsa!
Antara ikut dan tidak. Sebenarnya program ini sudah aku
nantikan saat aku masih mahasiswa. Dengan program ini, tentunya pengalaman yang
amat luar biasa akan aku dapatkan.
Saya bimbang, antara ya atau tidak. Hal utama yang membuat
saya berat untuk mengikuti program ini bukan karena saya harus jauh dari tanah
Jawa, namun karena saya harus merelakan tidak mengikuti prosesi wisuda.
Bagaimana tidak, upacara wisuda yang sangat dinanti-nantikan selama 8 semester
kuliah harus saya tinggalkan. Perayaan kelulusan harus saya lewatkan. Sungguh
berat memutuskannya.
Ditambah lagi bisnis kain flenel yang sudah saya rintis harus
saya mulai dari awal lagi ketika saya kembali dari tanah pengabdian nanti.
Kerja sama diantara pelanggan, reseller, dan relasi yang sudah dibangun sedikit
demi sedikit, harus rela digugurkan. Ah, bimbangnya.
Ayo Citra, bukankah kamu sudah menunggu kesempatan ini? Ya,
pendaftaran SM-3T 2012 gelombang I sudah ditutup ketika aku belum menyelesaikan
studiku. Gerbang emas pendaftaran SM-3T 2012 dibuka kembali di gelombang II,
janganlah kamu sia-siakan!
Hari lebaran aku gunakan untuk bersilaturahmi, juga
untukmeminta pendapat akan hal ini. Hampir semua keluargaku member dukungan
positif. Ada kata-kata dari pakdhe yang membuatku sangat yakin untuk mengikuti
program ini. “Jika berniat baik,
insyaallah akan diberikan yang terbaik.”
Baiklah, malam harinya aku memutuskan untuk mengikuti program
ini, semangat mengabdi di pelosok negeri. Aku buka lamannya dan mengikuti semua
alur pendaftarannya.
Astaga, salah satu syarat mendaftar adalah harus mengunggah scan-an ijazah atau SKL (bagi lulusan
2012). Oh tidak, aku belum punya SKL. Sekarang tanggal 21, pendaftaran ditutup
tanggal 26 Agustus, kantor baru aktif tanggal 22 Agustus karena libur hari raya
Idul Fitri, sedangkan tanggal 25 dan 26 libur akhir pekan.
Aku harus bergegas ke Semarang untuk mengurus penerbitan SKL.
Ini hari ketiga lebaran, aku masih ingin bersua dengan keluarga, dan aku pun
masih ingin menikmati jajanan khas lebaran. Rencana-rencana kegiatan lebaran
sudah tersusun rapi, mendadak jadi kacau gara-gara aku harus ke kampus. Niatku
sudah bulat, keesokan harinya aku langsung berangkat ke Semarang.
Arus lalu lintas di musim lebaran padat sekali. Aku berangkat
menggunakan bus karena motorku aku tinggalkan di kos. Aku menanti bus
berjam-jam. Semua bus yang lewat penuh penumpang sehingga tak bisa
mengangkutku. Aku lelah dan ingin menyerah, namun ketia aku melihat ayah yang
mengantarku di perempatan itu, semangatku muncul kembali. Hingga pada akhirnya
aku mendapatkan bus yang bisa mengangkutku, meski penuh sesak dan harus berdiri
karena tidak kebagian tempat duduk.
Sesampainya di kos, aku memutuskan untuk tidur di kos teman.
Di hari ketiga lebaran, memang kos dengan penghuni hampir 50 anak sangat sepi,
palingan hanya ada anak-anak Medan yang tidak pulang kampung. Memasuki tengah
malam dan pergantian hari, banyak SMS masuk teman-teman, juga ada telepon dari
pacarku. Dia orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun. Ya ampun, aku
hampir lupa bahwa ini hari ulang tahunku. Keesokan paginya ayah, ibu, dan adik
meneleponku. Oh, so sweet… Terima
kasih semuanya.
Aku harus cepat ke kampus untuk mengumpulkan tanda tangan
sebagai syarat penerbitan SKL. Kampus begitu sepi, tak seperti biasa banyak
terdengar canda tawa para mahasiswa. Sebagian besar sivitas akademika masih
menikmati lontong opor mereka.
Pertama, aku harus menemui sekjur. , aku harus menemui
sekjur. Yapz, tanda tangan beliau langsung aku dapatkan. Selanjutnya kajur. O
wow… Dimanakah beliau? Oh tidak, beliau hadir tadi pagi, kabarnya sekarang
sedang menyervis kendaraannya. Aku memutuskan menunggu dalam kegelisahan.
Bisakah SKL aku dapatkan besok? Tik tok tik tok… Beliau tak kunjung hadir, aku
memutuskan untuk meneleponnya. Dari percakapan, kami akan bertemu besok pagi.
Ah, tau begitu, harusnya aku ke Semarang besok saja, harusnya hari ini aku
masih bersua dengan keluarga, harusnya aku masih menikmati jajanan khas lebaran.
Hah… Sudahlah.
Keesokan harinya aku pergi ke kampus pagi-pagi. Tak perlu
menunggu lama, pak Kajur tiba. Kupersilakan mas-mas yang datang lebih awal yang
juga ingin bertemu dengan pak kajur, entah untuk keperluan apa. Tiba giliranku,
langsung saja aku masuk ruangan beliau dan menyampaikan keperluanku. Aku
ceritakan keperluanku membuat SKL untuk mendaftar SM-3T. Segenap doa dan
dukungan aku dapatkan. Jadi bertambahlah semangatku.
Dengan penuh girang aku segera menuju dekanat untuk
mendapatkan tanda tangan pak Dekan. Aku langsung menuju ke lantai II, dimana
ruang dekan berada. Tapi kecewa aku dapatkan, tak ada seorangpun di ruang itu,
pun asisten beliau. Lantas aku ke lantai I, dari pak satpam aku dapatkan info
bahwa pak dekan sedang di kampus pascasarjana karena akan menguji tesis. Apa?
Aku tersentak lemas. Apakah harus menusul beliau ke kampus pascasarjana? Aku
duduk dengan pasrah di ruang tengah dekanat, haruskah aku menunggu beliau
disini, atau haruskah menusul beliau ke kampus pascasarjana? Aku masih duduk,
hanya melamun. Jika aku ke kampus pascasarjana, belum tentu bisa langsung
bertemu beliau karena beliau sedang menguji tesis. Jika aku menunggu disini,
belum tentu beliau akan kembali, bisa saja beliau langsung pulang ke rumah.
Aaargh… Apakah SKL bisa aku dapatkan hari ini? Jika tidak kudapatkan, pupus
sudah kesempatanku ikut SM-3T tahun ini. Itu artinya sia-sia aku ke Semarang,
sia-sia pula aku meninggalkan perayaan lebaranku bersama keluarga.
Di tengah kegalauan, terlihat beberapa dosen dan pejabat
jurusan keluar dari ruang rapat. Kuamati mereka satu persatu, berharap ada
orang yang kucari diantara kerumunan itu. Yaps, mataku berhasil membidik pak
Agus Nuryatin, pak dekan yang aku tunggu-tunggu. Tak perlu piker panjang, aku
bergegas menghampiri beliau. Beliau sangat mendukung niatanku untuk mengikuti
program SM-3T. Asiiik, kantong semangatku semakin besar.
Ini hari Jumat, sekarang pukul 11.30 WIB. Sebentar lagi waktu
istirahat bagi pegawai dekanat. Aku menyodorkan kertas yang berisi tanda
tangan- tanda tangan yang berhasil aku kumpulkan kepada petugas pembuat SKL.
Pak, apakah SKL saya bisa jadi hari ini? Kira-kira jadi jam berapa? Pak, tolong
ya, hari ini harus jadi. Pak, SKL ini Akan saya gunakan untuk mendaftar SM-3T. Aku
terus merengek memohon. Lalu aku dapatkan jawaban: bisa diambil nanti siang
seusai istirahat, kira-kira pukul 13.00. Yes!
Seperti yang telah dijanjikan, kira-kira pukul 13.00 aku ke
dekanat. SKL pun aku dapatkan. Tak lupa aku berterima kasih dan memohon
dukungan serta doa dari bapak itu.
Sepulang dari dekanat, aku langsung melanjutkan proses
pendaftaran yang sempat terhenti karena SKL. Sip, formulir pendaftaran telah
terisi lengkap. Leganya aku. Tinggal menunggu pengumuman seleksi admisnistrasi.
Alhamdulillah lolos. Aku harus mengikuti tes
selanjutnya, yaitu tes online. Tes
ini terdiri atas tiga tes, yaitu tes potensi akademik, tes keterampilan dasar,
dan tes keprodian. Aku sedikit banyak belajar tipe-tipe tes CPNS dan
membuka-buka kembali modul kuliah.
Tes online bisa aku
lalui dengan lancar, tidak sesulit yang aku bayangkan. Tidak perlu menunggu
lama, pengumuman muncul beberapa jam lebih awal dari yang telah dijadwalkan.
Tahap selanjutnya aku harus mengikuti tes wawancara. Bingung
apa saja yang harus aku pelajari untuk tes ini, yang jelas aku sudah menyiapkan
berkas berkas persyaratan yang harus dibawa.
Saatnya menunggu pengumuman hasil tes wawancara. Entah kenapa,
menunggu pengumuman tes kali ini lebih menegangkan ketimbang menunggu pengumuman
tahap-tahap sebelumnya. Pengumuman tak kunjung keluar. Aku begadang sampai
tengah malam di ruang TV ditemani ayah dan ibu. Ayolah pengumuman, lekaslah
muncul. Dag dig dug. Sangat mengantuk, namun tak berhasrat untuk tidur. Dan
setelah berhasil membuat galau seluruh calon peserta SM-3T seantero nusantara,
akhirnya….
Meski masih ada tahap-tahap tes selanjutnya, namun sejak saat
ini bisa aku katakan, SM-3T: Ya!
SM-3T, Maju Bersama!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar