Pelaksanaan pembelajaran apresiasi
sastra di sekolah Bapak seperti apa?
Pembelajaran apresiasi sastra di
sekolahku sangat mengasyikkan karena dari hal yang sederhana dalam pembelajaran
apresiasi sastra bisa menjadi sangat menarik, bermakna, dan bermanfaat. Dari
hal yang sederhana juga menjadi indah dan nyaman untuk dirasakan.
Apa media yang Bapak gunakan dalam
pembelajaran apresiasi sastra?
Media yang digunakan biasanya adalah tape recorder, CD/ kaset, serta
buku-buku sastra.
Bagaimana ketersediaan buku sastra
di sekolah Bapak?
Buku-buku sastra yang tersedia di
perpustakaan sekolah kurang memadai. Buku sastra kurang lengkap dan tidak
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Bagaimana usaha untuk menambah
referensi sastra di sekolah Bapak?
Untuk menambah referensi sastra, pihak
sekolah memprogramkan pengadaan kebutuhan buku sastra dengan dana operasional
sekolah. Disamping itu, pada tiap akhir tahun ajaran, para lulusan disarankan
untuk menyumbangkan buku.
Apa saja kendala yang Bapak hadapi dalam
pembelajaran apresiasi sastra?
Kendalanya waktu pembelajaran apresiasi
sastra sangat kurang, buku-buku sastra sangat terbatas. Pembelajaran apresiasi
sastra kurang diminati karena anak menganggap bahwa apresiasi sastra merupakan
pelajaran mengarang. Apresiasi anak terhadap sastra pada umumnya sangat dangkal
karena menurut saya banyak anak mau membaca buku-buku sastra bila diberi tugas.
Bagaimana usaha Bapak untuk mengatasinya
kendala tersebut?
Hal yang saya lakukan untuk
membangkitkan anak agar gemar terhadap pembelajaran apresiasi sastra yaitu
sebelum kegiatan inti belajar mengajar anak diberi motivasi tentang manfaatnya.
Contoh pembelajaran apresiasi prosa, dengan sering membaca karya sastra secara
langsung atau tidak langsung jiwa kita akan tertanam nilai-nilai luhur yang
terdapat di dalamnya. Jika menyampaikan pembelajaran apresiasi puisi, misalnya
pantun, siswa diminta bertanya jawab dengan menggunakan pantun yang telah
disiapkan sebelumnya. Dengan ini berdasarkan pengalaman, anak-anak merasakan
bahwa bertanya jawab dengan pantun itu memberi motivasi dan merasakan keindahan
dalam bersastra (berpantun). Selain dengan cara tersebut, disediakan
nyanyian yang mudah dihafalkan yang
isinya sesuai dengan materi. Hal yang saya lakukan, contohnya lagu Naik Delman
digubah syairnya menjadi “pada hari ini aku belajar puisi// puisi yang indah
buatanku sendiri// ada beberapa yang harus dimengerti// ada isi/ ada diksi/ dan
apresiasi//”
Profil Narasumber
Nama :
Nano Kushartadi
TTL :
Wonosobo, 20 November 1960
Alamat :
Semunggang, 1/IV, sedayu, Sapuran, Wonosobo, 56373
Profesi :
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Unit Kerja : SMP Negeri 1
Kertek, Wonosobo
Masa
bakti : 27 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar