PEMEROLEHAN
BAHASA ANAK DALAM BERBICARA
Semua orang mempunyai
bahasa dan juga menggunakan bahasa untuk komunikasi atau berbicara dengan orang
lain. Bahasa digunakan setiap saat dan setiap waktu yang dimulai dari kita
bangun tidur sampai kembali tidur lagi. Bahasa memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa merupakan alat untuk
berkomunikasi dengan sesama manusia dengan cara berbicara. Manusia tidak dapat
bertahan hidup tanpa berbicara dengan manusia lain. Tanpe berbicara dengan
manusia yang lain, manusia tidak dapat berkomunikasi dengan baik untuk
menyampaikan ide-idenya sehingga tidak akan ada peradaban manusia seperti
sekarang ini.
Bahasa didapat manusia
sejak masih kecil dengan cara mengajarkan anak kecil untuk berbicara. Pembelajaran
berbicara pada waktu anak-anak dilakukan sedikit demi sedikit karena seorang
anak kecil tidak dapat langsung diajarkan berbicara seperti orang dewasa. Sejak
dari bayi seorang anak sudah diajar untuk berbicara, hal ini terlihat dengan
adanya orang tua yang mengajak berbicara anaknya meskipun sang anak sendiri
belum paham bahkan belum mengerti untuk dapat diajak berbicara. Tetapi orang
tua selalu mengajak berbicara anaknya agar merangsang anak untuk berbicara.
Seorang anak kecil akan meniru bicara
seseorang yang selalu mengajaknya bicara sehingga kita sering melihat seorang
anak mengucapkan kata-kata yang kita gunakan untuk berbicara dengan anak
tersebut meskipun dalam pengucapannya seorang anak masih belum jelas.
Menurut Yudibrata
(1997: 68) bentuk komunikasi prabicara bayi antara lain tangisan, ocehan dan
celotehan, isyarat, dan ungkapan emosional. Menangis merupakan sarana
komunikasi yang pertama dilakukan oleh seorang bayi meskipun tangisan itu tanpa
kata-kata. Dengan menangis seorang bayi berharap bahwa orang-orang yang ada di
sekelilingnya tahu keinginan dan kebutuhannya. Selanjutnya orang yang ada di
sekitar bayi tersebut mengucapkan suara dengan nada serta isyarat dengan tangan
agar mempermudah bayi untuk paham tentang apa yang diucapkan kepadanya. Pada
masa bayi mengoceh biasanya bayi mengucapkan kata-kata yang mudah untuk
diucapkan dengan cara coba-coba serta meniru ucapan orang yang ada di
sekitarnya. Seorang bayi hanya mengucapkan kata yang mudah tersebut secara
berulang-ulang misalnya saja orang dewasa mengucapkan kata makan tetapi bayi
berceloteh [ma] dan diulang-ulang sehingga terdengar menjadi [ma-ma-ma], tetapi
yang dimaksud adalah makan.
Berbicara merupakan
keterampilan yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama dan dengan ketekunan
yang sangat tinggi agar mahir berbicara dengan lancar. Menurut Hurlock (1999:
85) belajar berbicara mencakup tiga tugas yang sulit dan tidak saling
berhubungan yaitu bayi belajar bagaimana mengucapkan kata-kata, mrnggunakan
kosakata dengan menghubungkan pengertiannya dengan kata-kata yang dpat dipergunakan
untuk menyampaikan maksudnya pada orang lain, dan menggabungkan kata-kata
menjadi kalimat yang dimengerti orang lain. Belajar berbicara dengan orang lain
merupakan salah satu dari tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh seorang
guru terhadap anak didiknya terutama dalam bidang komunikasi untuk seorang
anak. Seorang anak k ecil memiliki keinginan untuk belajar berbicara yang kuat
karena berbicara merupakan sarana komunikasi untuk berhubungan dengan anak-anak
yang lain sehingga mudah untuk berbicara dengan teman sebayanya. Selain itu,
berbicara juga merupakan sarana untuk melatih anak dalam mengungkapkan pendapat
serta keinginan dan kebutuhannya.
Masa sekolah merupakan
masa dimana adanya perkembangan yang sangat pesat dalam penguasaan bahasa yang
merupakan penambahan kosakata, penguasaan dalam pengucapan kata-kata dan
menggabungkannya menjadi kalimat. Pada masa sekolah keterampilan berbicara yang
pertama dilakukan adalah mengucapkan kata-kata. Dalam hal ini guru berperan
untuk membantu anak didik mempelajari bagaimana pengucapan kata yang benar.
Guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
yang berlaku. Dalam berbicara guru secara tidak langsung akan menjadi contoh
bagaimana cara berbicra yang benar dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Guru juga harus meningkatkan kemampuannya
dalam berbicara sehingga apa yang disampaikannya dapat mudah dimengerti oleh
anak didiknya. Sebaliknya anak didik juga harus memiliki kemampuan untuk
memahami maksud yang disampaikan oleh gurunya sehingga akan terjalin komunikasi
dan tidak akan terjadi salah pengertian antara guru dan anak didik dalam
berkomunikasi.
Guru dalam proses pembelajaran
keterampilan berbicara mempunyai peranan yang sangat penting. Guru memupuk rasa
percaya diri dan keberanian dari anak didiknya untuk berbicara dalam
mengungkapkan ide-ide serta pikirannya tanpa rasa takut untuk salah. Anak didik
yang baru pertama kali berbicara di depan orang lain dalam mengungkapkan
ide-idenya akan merasa grogi atau kurang percaya diri bahkan ada yang nervous
akibatnya apa yang akan disampaikan menjadi hilang dan anak didik akan menjadi
lupa apa yangg akan dibicarakannya. di sinilah peran guru dalam memberikan
motivasi dan dorongan serta pengarahan kepada anak didiknya bahwa keterampilan
berbicara perlu dilakukan berulang-ulang kali di depan orang lain di depan
kelas agar anak didik menjadi lancar berbicara dan merasa percaya diri terhadap
apa yang akan disampaikannya. Dengan melatih keterampilan berbicara anak didik
secara tidak langsung akan menambah kodakata atau perbendaharaan katanya dan
anak didik mampu dengan mudah merangkai kata-kata sehingga menjadi kalimat yang
padu.
Menurut Natawijaya
(1985: 36) faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara antara lain
intelegensi, jenis disiplin, posisi urutan, besarnya keluarga, status sosial
ekonomi, status ras dan berbahasa dua. Di sekolah anak didik yang memiliki
intelegensi tinggi akan cepat menguasai keterampilan berbicara, tetapi hal itu
juga harus didukung dengan adanya percaya diri dan kemauan dari anak didik
untuk berusaha dalam menguasai kata dan mengaplikasikannya secara langsung
sehingga dapat membentuk kalimat yang tepat dalam berbahasa. Bahasa merupakan
kunci dalam keterampilan berbicara karena dalam berbicara akan terjadi
komunikasi antara orang satu dengan orang yang lain dengan menggunakan
kata-kata sehingga terangkai menjadi kalimat. Kata-kata yang dipakai dalam
berbahasa merupakan bagian dalam berbahasa. Oleh karena itu, guru membantu
berperan dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak didik. Guru membantu
anak didik dalam belajar berbahasa. Jadi, tugas dan tanggung jawab guru dalam
perkembangan keterampilan berbicara anak didik sangat menentukan kemampuan anak
didik dalam berbicara. Selain itu, masa kecil juga menentukan seorang anak
didik dalam ketermpilan berbicara.
Sumber:
Pelangi
Pembelajaran Bahasa: Tinjauan Semata Burung Psikolinguistik karangan Dr.
Subyantoro, M.Hum. halaman 71-73
Tidak ada komentar:
Posting Komentar