BAB
3
RUANG
DAN PERLENGKAPAN
PERPUSTAKAAN
SEKOLAH
Setiap perpustakaan
memiliki kebutuhan ruangan sendiri-sendiri berdasarkan jumlah pemakai, macam
kegiatan, dan pemanfaatannya yang berbeda. Oleh karena itu, kebutuhan ruang
untuk perpustakaan sekolah berbeda dengan kebutuhan ruang untuk perpustakaan
perguruan tinggi. Hal ini disebutkan oleh para siswa yang banyak melakukan
kegiatan belajar di dalam ruang kelas. Mereka berkunjung dan memanfaatkan ruang
perpustakaan hanya pada jam-jam tertentu. Semakin lengkap perlengkapannya
semakin menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan perlengkapan
yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik sehingga benar-benar
menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah secara efektif dan efisien.
A. Ruang/gedung Perpustakaan
Ruang perpustakaan
sekolah bisa berupa ruang seperti ruang kelas karena memang yang ada hanya
ruang kelas biasa yang kebetulan tidak terpakai, dan bisa berupa gedung khusus
yang dalam pembangunannya memang direncanakan untuk perpustakaan sekolah.
Apapun bentuknya baik berupa ruang kelas ataupun gedung khusus harus memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Luas gedung atau ruang
perpustakaan sekolah tergantung jumlah murid yang dilayani. Dalam “Buku Pedoman
Pembakuan Pembangunan Sekolah”, dijelaskan ukuran gedung atau ruang
perpustakaan sekolah untuk masing-masing tipe sekolah. Kiranya dapat dijadikan
pedoman dalam pendirian gedung atau ruang perpustakaan sekolah.
Untuk SD rata-rata luas
ruangannya 56 m2
SMP rata-rata luas
ruangannya antara 100-400 m2, dan SMA rata-rata luas ruangannya
antara 100-300 m2.
B. Peralatan dan Perlengkapan
Selain memerlukan gedung
atau ruang, penyelenggaraan perpustakaan sekolah memerlukan sejumlah peralatan
dan perlengkapan, baik untuk pelayanan kepada pengunjung maupun untuk
“processing” bahan-bahan pustaka dan ketatausahaan.
Untuk peralatan
perpustakaan sekolah ada yang bersifat bahan habis pakai dan ada pula yang
bersifat tahan lama. Untuk peralatan yang habis pakai misalnya buku inventaris,
buku induk, kartu anggota, lem,tinta stempel, dsb. Untuk peralatan yang tahan
lama adalah peralatan yang dapat digunakan terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif lama, misalnya mesin ketik, penggaris, gunting, pelubang kertas,
bantal stempel, berkas jepitan, dsb.
Perlengkapan atau
meubelair yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah
adalah rak buku, rak surat kabar, rak majalah, meja sirkulasi, lemari atau kabinet
katalog, kereta buku, dan papan display.
C. Tata Ruang
Penataan ruang
perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai
aspek. Tata ruang perpustakaan sekolah adalah penataan atau penyusunan segala
fasilitas perpustakaan sekolah di ruang atau gedung yang tersedia. Penataan
ruang perpustakaan sekolah sangat penting, sebab dengan penataan ruang tersebut
memungkinkan pemakaian ruang perpustakaan sekolah lebih efisien, memperlancar
para para petugas dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, mencegah adanya
rasa terganggu antara yang satu pihak dengan pihak yang lain.
Untuk memperlancar
kegiatan pelayanan dan penyelesaian pekerjaan, dalam penataan ruangan perlu
diperhatikan prinsip-prinsip tata ruang sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan tugas yang
memerlukan konsentrasi hendaknya ditempatkan di ruang terpisah atau di tempat
yang aman dari gangguan.
2.
Bagian yang bersifat pelayanan
umum hendaknya ditempatkan di lokasi yang strategis agar mudah dicapai.
3.
Penempatan perabot, seperti
meja, kursi, dan rak hendaknya disusun dalam bentuk garis lurus.
4.
Jarak satu meubelair dengan
lainnya dibuat agak lebar agar orang yang lewat lebih leluasa.
5.
Bagian-bagian yang mempunyai
tugas sama, hampir sama, atau merupakan kelanjutan, hendaknya ditempatkan di
lokasi yang berdekatan.
6.
Bagian yang menangani pekerjaan
yang bersifat berantakan seperti pengolahan, penjilidan dan pengetikan,
hendaknya ditempatkan yang tidak tampak oleh khalayak umum (pengguna
perpustakaan).
7.
Apabila memungkinkan, semua
petugas dalam satu unit/ ruangan duduk menghadap ke arah yang sama dan pimpinan
duduk di belakang.
8.
Alur pekerjaan hendaknya
bergerak maju dari satu meja ke meja lain dalam satu garis lurus.
9.
Ukuran tinggi, rendah, panjang,
lebar, luas, dan bentuk perabot hendaknya dapat diatur lebih leluasa.
10. Perlu
ada lorong yang cukup lebar untuk jalan apabila sewaktu-waktu terjadi musibah/
kebakaran.
Penempatan ruang
perpustakaan sekolah hendaknya di lokasi yang strategis. Sebab perpustakaan
merupakan komponen utama pendukung kegiatan belajar-mengajar.
Agar menghasilkan
penataan ruang perpustakaan yang optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas
perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu
memperhatikan aspek/hal-hal berikut ini:
1.
Aspek
fungsional; bahwasannya penataan ruang harus mendukung
kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan maupun
bagi pemakai perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar
ruangan mempunyai hubungan yang fungsional
dan bahan pustaka, peralatan dan pergerakan pemakai perpustakaan dapat mengalir
dengan lancar. Antar ruang saling mendukung sehinggal betul-betul tercipta
fungsi penataan ruangan secara optimal.
2.
Aspek
psikologis pengguna; dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah
agar pengguna perpustakaan merasa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan dan
merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang
harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan hal perabot perpustakaan.
3.
Aspek
estetika; pada aspek ini perlu diperhatikan. Keindahan
penataan ruang perpustakaan salah satunya bisa melalui penataan perabot yang
digunakan. Jika perpustakaan bersih dan penataannya serasi maka pemakai akan
merasa ingin berlama-lama berada di perpustakaan.
4. Aspek keamanan bahan pustaka; berkaitan dengan tata ruang, keamanan bahan pustaka bisa dikelompokkan
dalam 2 bagian. Pertama faktor keamanan bahan pustaka dari akibat kerusakan
secara alamiah, dan kedua adalah faktor kerusakan/kehilangan bahan pustaka
karena faktor manusia. Penataan ruang harus memperhatikan kedua faktor
tersebut. Hindari masuknya sinar matahari secara langsung dengan intensitas
cahaya yang tinggi, apalagi sampai mengenai koleksi bahan pustaka. Penataan
ruang yang fungsional mampu menciptakan pengawasan terhadap keamanan koleksi
perpustakaan secara tidak langsung dari kerusakan faktor manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar