TES
PERTAMA DISIPLIN SASTRA BANDINGAN
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan kalimat yang lengkap, padat
dan jelas maksudnya!
1.
Sebutkan
dua konsep yang terkandung dalam definisi disiplin Sastra Bandingan, dan
masing-masing berilah sebuah contoh!
Sastra Bandingan merupakan kajian sastra
di luar batas sebuah Negara dan kajian tentang hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu serta kepercayan yang lain
seperti seni, falsafah, sejarah, sains sosial, agama, dll.
Dari pengertian
di atas terdapat dua konsep yang terkandung dalam disiplin sastra bandingan,
yaitu:
a.
Kajian Sastra Bandingan secara sistematik sastra-sastra
antar Negara (antar bangsa).
Contoh : Pembandingan novel
“Magdalena” karya Luthfi al-Manfaluthi dengan novel “Tenggelamnya Kapal
Van der Wijck” karangan HAMKA. Keduanya memiliki genre yang sama yaitu novel,
dan bertipe kasih tak sampai. Dalam novelnya tersebut HAMKA
mengisahkan masyarakat Indonesia yang berlatar di Minangkabau. Sedangkan
Al-Manfaluthi seorang penulis Mesir yang menulis karya terjemahan ”Magdalena”
berlatar di di Mesir.
b.
Kajian Bandingan secara sistematik antara sastra dan seni
atau ilmu atau kepercayaan yang lain.
Contoh : Pembandingan legende “Sangkuriang” dengan “Oedipus”,
Keduanya memuat unsur-unsur kepercayaan yang berbeda. Dalam “Sangkuriang”
terdapat unsur kepercayaan bahwa hewan dapat melahirkan manusia, manusia dapat
membendung sungai, serta seorang wanita mampu menerbitkan fajar. Sedangkan pada
legende “Oedipus” terdapat kepercayaan
seorang manusia mampu menaklukkan kemaharajaan Yunani dan membangun Negara
baru. Keduanya memiliki perbedaan unsur-unsur kepercayaan yang dapat
diperbandingkan. Akan tetapi selain perbedaan itu juga ada persamaan-persamaan
antara keduanya, yaitu sama-sama memuliakan hubungan ibu dan anak sehingga
perkawinan antara ibu dan anak dianggap sebagai hal yang tabu dan hina
(perkawinan inses).
2.
Tunjukkan kaidah dan syarat-syarat dalam membandingkan
dua karya sastra menurut disiplin Sastra Bandingan!
Kaidah Sastra Bandingan adalah
kajian bandingan secara sistematis sastra-sastra antar Negara, maksudnya karya
sastra yang dibandingkan harus karya sastra yang sama genre dan tipenya.
Adapun syarat-syarat dalam membandingkan dua karya sastra menurut disiplin
Sastra bandingan ada tiga, yaitu:
a.
Adanya perbedaan bahasa
b.
Adanya perbedaan wilayah
c.
Adanya perbedaan politik
3.
Apakah kegunaan syarat-syarat itu harus dipenuhi ketika
membandingkan dua buah karya sastra yang berbeda negaranya?
Dalam membandingkan dua buah
karya sastra, Ketiga syarat tersebut harus dipenuhi karena dari ketiga
perbedaan tersebut antara sebuah karya sastra dengan karya sastra yang lain
dapat ditemukan titik perbedaannya.
Meskipun terdapat persamaan, tetapi pastinya ada perbedaan antara hasil karya
seorang pengarang dengan pengarang lain. Dari ketiga syarat itulah perbedaan-perbedaan itu
ditemukan. Dengan syarat- syarat tersebut juga dapat diketahui latar belakang
kehidupan masyarakat dengan adat istiadatnya yang tercermin dalam sebuah karya
sastra.
4.
Tunjukkan persamaan dan perbedaan unsur-unsur novel
“Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” oleh HAMKA dan novel “Magdalena” oleh Luthfi
Manfaluthi!
”Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck” >< “Magdalena”
Persamaan : Genre: novel, tipe:
kasih tak sampai
Perbedaan
|
“Tenggelamnya
Kapal Van der Wijck”
|
“Magdalena”
|
Bahasa
|
Indonesia
|
Mesir
|
Wilayah
|
Mengisahkan masyarakat
di Minagkabau
|
Menceritakan masyarakat
Mesir
|
Politik
|
Pemerintahan penjajahan
Hindia Belanda
|
Kerajaan Mesir
|
5.
Terangkan
mengapa cerita “Sangkuriang” disebut legenda? Apakah perbedaannya dengan mite
dan dengan dongeng?
Dalam cerita “Sangkuriang” terdapat motif
mitologis, yaitu motif cerita terjadinya atau
asal mula suatu tempat, yakni terjadinya Telaga Bandung dan Gunung
Tangkuban Perahu. Dari adanya motif
mitologis itulah “Sangkuriang” disebut sebagai legende.
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap sebagai
suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Legenda bersifat
keduniawan, terjadinya pada masa yang
begitu lampau yang bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Legende
ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat yang luar biasa, dan
seringkali dibantu oleh makhluk-makhluk ajaib.
Mite adalah cerita rakyat yang
dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang punya cerita. Mite ditokohi
oleh pada dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain,
atau dunia yang bukan seperti yang kita kenal dan. Umumnya mengisahkan tentang
alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, dan juga mengisahkan
petualangan atau kisah para dewa.
Dongeng adalah cerita rakyat yang
dianggap tidak benar-benar terjadi dan
tidak terikat oleh waktu dan tempat. Biasanya diceritakan untuk hiburan,
walaupun banyak juga yang berisikan
ajaran moral/sindiran.
6.
Buktikan
bahwa membandingkan cerita “Sangkuriang” dengan cerita “Oedipus” telah
memenuhi kaidah dan syarat-syarat
perbandingan dalam disiplin Sastra Bandingan!
“Sangkuriang” dan “Oedipus” memiliki genre
yang sama yaitu legenda dan tema pernikahan inses atau seks tabu.
Selain persamaan
di atas juga terdapat perbedaan-perbedaan meliputi perbedaan bahasa, wilayah,
dan politik. “Sangkuriang” ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia
sedangkan ”Oedipus” berbahasa Yunani. Wilayah atau ruang lingkup yang menjadi
latar cerita “Sangkuriang” adalah daerah Sunda, Jawa Barat. Sedangkan pada
cerita “Oedipus” wilayahnya adalah di daerah Yunani. Kondisi politik yang
mempengaruhi jalan cerita “Sangkuriang” dipengaruhi oleh kondisi politik di
daerah Sunda yang pada waktu itu masih berupa kerajaan, sedangkan pada
“Oedipus” dipengaruhi oleh kondisi politik
di Yunani yang pada saat itu juga berupa kerajaan Yunani.
7.
Mengapa
cerita “Oedipus” dapat menjadi sastra dunia? Terangkan pula karya sastra yang
bagaimana pula dapat menjadi sastra dunia? Masing-masing berilah sebuah contoh!
“Oedipus” merupakan legende pada masyarakat
Yunani yang ceritanya sangat terkenal di dunia dan telah diterjemahkan dalam
beberapa bahasa. Selain itu, cerita “Oedipus” mencerminkan gejolak sosial
masyarakat yang ada di Yunani pada masa tersebut, serta mampu mengilhami para
pengarang untuk menciptakan karya sastra baru. Selain itu juga “Oedipus”
merupakan karya sastra klasik. Atas dasar tersebut “Oedipus” disebut sebagai
sastra dunia.
Adapun karya
sastra yang dapat menjadi karya sastra dunia adalah
1.)
Karya
sastra yang dapat mengangkat harkat dan derajat manusia, misalnya novel “Uncle
Tom’s Cabin” karya Harriet B. Stowe yang
mengisahkan tentang penderitaan kaum budak (bangsa negro) di Amerika.
2.)
Karya
sastra klasik, misalnya “Mahabarata” dan “Ramayana” dari India, “Elias”,
“Odysse” karya Homerus dari Yunani, “Hamlet”, “Macbeth” karya Shakespeare dari
Inggris.
3.)
Karya
sastra yang mendapatkan hadiah nobel, misalnya “Negeri Salju” karya Yasunari
Kawabata dari Jepang, “Kilimajaro” karya Ernest Hemingway dari Amerika Serikat.
8.
Kemukakan
simpulan Saudara mengenai legenda timur dan legenda barat berdasarkan peristiwa-peristiwa dalam
“Sangkuriang” dan dalam “Oedipus”!
Berdasarkan
peristiwa-peistiwa dalam “Sangkuriang” dan “Oedipus”, maka dapat saya simpulkan
bahwa:
·
Legenda
timur “Sangkuriang” merupakan asal mula
terjadinya Telaga Bandung dan Gunung Tangkuban Perahu.
·
Legenda
barat “Oedipus” merupakan asal mula
runtuhnya suatu kerajaan Sparta dan Thebes dan berdirinya kerajaan yang baru.
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa, baik pada masyarakat barat maupun masyarakat timur
memiliki satu kepercayaan bahwa hubungan ibu dan anak sangat mulia, dilarang
ada perkawinan inses atau tabu seks, bahkan jika perkawinan antara manusia dan
binatang saja dibolehkan, tetapi perkawinan antara ibu dan anak sangat dilarang
dan dianggap hina.
9.
Terangkan apa yang dimaksud dengan tema cerita? Sebutkan
tema “Sangkuriang” dan “Oedipus”!
Tema adalah buah pikiran
kepribadian dan abstrak yang telah dikemukakan dalam banyak versi dan sudut
pandang Faust dan Don Juan merupakan contoh dari tema kepribadian secara garis
besar. Singkatnya, tema merupakan kumpulan motif-motif dalam sebuah cerita.
Tema “Sangkuriang” dan “Oedipus”
adalah perkawinan inses atau seks tabu. Persamaan ini mungkin disebabkan adanya
penemuan sejajar (parallel invention), mungkin disebabkan oleh penemuan
berdiri sendiri (independent) atau akibat polygenesis (kelahirannya di
banyak tempat dalam waktu yang berbeda, tanpa ada hubungan serta pengaruh sama
sekali).
10.
Mengapa terjadi persamaan tema antara “Sangkuriang” dan
“Oedipus”? (mengingat lokasi yang sangat berjauhan dan masa terjadinya juga
sangat jauh berbeda)
Persamaan tersebut disebabkan
oleh polygenesis, yaitu cerita dengan tipe dan motif yang lahir di tempat yang banyak dalam waktu
yang berbeda tanpa ada hubungan dan pengaruh sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar