Selasa, 21 Februari 2012

Perbandingan kata bahasa Indonesia-Jawa Kuno


BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Setiap masyarakat memiliki bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,dan Inggris.
Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa bahasa Sanskerta yang sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali bahasa tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang tidak langsung, yaitu Jawa Kuno.
Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Bahasa Jawa Kuno yang digunakan masyarakat Jawa sejak abad pertama sampai dengan abad ke-15. Abad pertama sampai dengan ke-6 masih dalam tingkat tutur lisan. Bahasa Jawa Kuno banyak mendapat pengaruh bahasa Sansekerta (45%). Mulai abad ke-7 sampai abad ke-15 bahasa Jawa Kuno telah dipakai dalam bahasa tutur lisan maupun tulisan. 
Dari sini penulis ingin menganalisis kata-kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa Kuno.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Apa saja kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno?
2.    Bagaimana hubungan makna kata bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno.
2.      Menjelaskan hubungan makna kata bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno.






BAB II
PEMBAHASAN


Kata serapan adalah kata yang diserap dari berbagai bahasa lain,baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing,yang di gunakan dalam bahasa Indonesia yang cara penulisannya mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan.
Berikut ini disajikan pembahasan beberapa kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Jawa Kuno.

1.    adu
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
adu; lomba; tanding; banding; mengadu (kekuatan, jasa, dsb)
berlanggaran; bertumbukan; berlaga; bersabung; bertanding berebut menang (dl pertandingan, perlombaan, dsb); bersentuhan; terbentur; terantuk (pd)
Analisis:
Kata adu mengalami pergesaran makna meluas. Kata adu pada bahasa Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang beradu kekuatan saja, tetapi beradu untuk meraih kemenangan, termasuk juga bisa dipakai untuk menyebut istilah lain misalnya adu kecepatan, adu akting, adu kepandaian.

2.    agama
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
ilmu pengetahuan
ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya
Analisis:
Kata agama mengalami pergeseran makna menyempit. Dari bahasa Jawa Kuno yang berarti ilmu pengetahuan menyempit maknanya menjadi kepercayaan kepada Tuhan. Saat ini kata agama memang lebih condong diartikan sebagai kepercayaan kepada Tuhan karena cenderung lebih spesifik bila dibandingkan dengan pengertian pada bahasa Jawa Kuno.

3.    ajak
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Mengajak
meminta (menyilakan, menyuruh, dsb) supaya turut (datang dsb)
Analisis:
Kata ajak mengalami pergeseran makna meluas. Kata ajak dalam KBBI diartikan meminta, mempunyai makna lebih luas dibandingkan dengan kata ajak dalam KJKI diartikan mengajak: meminta untuk ikut serta.

4.    ajang
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
hidangan; sajian; suguhan
tempat untuk makan sesuatu (piring dsb)
Analisis:
Kata ajang mengalami pergeseran makna meluas. Kata ajang dalam kosakata bahasa Indonesia tidak hanya diartikan sajian atau hidangan saja, tetapi dapat digunakan dalam konteks yang lain. Misalnya ajang kreativitas, ajang berekspresi, dll.


5.    ajar
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
beritahu; tutur; kata
petunjuk yg diberikan kpd orang supaya diketahui (diturut)
Analisis:
Kata ajar mengalami penyempitan makna. Pada KJKI kata ajar beritahu atau tutur kata, sedangkan  pada KBBI kata ajar lebih spesifik pada petunjuk yang diberikan kepada seseorang supaya diketahui.

6.    alang
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Halang
sesuatu yg melintang
Analisis:
Kata alang mengalami pergeseran makna menyempit. Kata alang yang berarti halangan mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan dengan arti dalam bahasa Indonesia yaitu segala sesuatu yang melintang, karena halangan tidak selalu berupa hal-hal yang melintang.

7.    alas
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
alas; tikar
dasar; fondasi
Analisis:
Kata alas mengalami pergeseran makna meluas. Kata alas tidak lagi diartikan sebagai tikar (dasar untuk duduk),  kata alas dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau pondasi, mengalami perluasan dalam penggunaannya.

8.    ambang
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mengambang; pohon
balok yg melintang (antara dua tiang pintu atau jendela); kayu palang (antara tiang dsb); saat mendekatnya kejadian atau peristiwa; muara; tingkat
Analisis:
Kata ambang mengalami pergeseran makna total karena antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang cukup signifikan.

9.    amis
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
bangar (bau bangkai)
anyir (berbau spt bau ikan)
Analisis:
Kata amis mengalami penyempitan makna. Pada awalnya kata amis berarti bau bangkai kini lebih spesifik lagi, yaitu diartikan sebagai bau anyir (menyerupai bau ikan)

10.    ampuh
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
sakit; manjur
mempunyai kekuatan gaib yg luar biasa; manjur; mempunyai daya pengaruh yg luar biasa
Analisis:
Kata ampuh mengalami penyempitan makna. Kata ampuh yang asalnya dalam bahasa Jawa Kuno berarti manjur, sekarang dalam bahasa Indonesia lebih spesifik pada hal-hal yang mempunyai kekuatan gaib.

11.    anak
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Orang
keturunan yg kedua
Analisis:
Kata anak mengalami penyempitan makna. Kata anak yang asalnya dalam bahasa Jawa Kuno berarti orang, sekarang dalam bahasa Indonesia lebih spesifik yaitu keturunan yang kedua.

12.    angkat
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
angkat; pergi
naikkan; tinggikan
Analisis:
Kata angkat mengalami pergeseran makna menyempit. Kata angkat yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti pergi, dalam bahasa Indonesia mempunyai arti naikkan, yaitu meninggalkan menuju atas.

13.    arus
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
ombak; gelombang; deburan gelombang

gerak air yg mengalir; aliran; gerak (aliran) sesuatu spt air mengalir; gerakan atau aliran udara (listrik) yg melalui suatu benda; peredaran (barang, uang, dsb)
Analisis:
Kata arus mengalami pergeseran makna melus. Kata arus dalam bahasa Jawa Kuno diartikan sebagai ombak (gerakan air) saja, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak hanya diartikan sebagai gerakan air, namun juga bisa diartikan gerakan semua benda yang berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.




14.    asrama
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
asrama; biara

bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama
Analisis:
Kata asrama tidak mengalami perubahan makna. Kata asrama dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama.

15.    babu
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mempunyai ibu/ emak
perempuan yg bekerja sbg pembantu (pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga
Analisis:
Kata babu mengalami penyempitan makna. Kata babu dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu, yaitu sebutan bagi wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia kata babu tidak lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa, namun mengalami penyempitan makna, kata babu diartikan sebagai pembantu perempuan.

16.    banter
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Cepat
sangat; keras
Analisis:
Kata banter mengalami pergeseran makna total, dari pengertian cepat menjadi sangat keras. Kata banter dalam bahasa Jawa Kuno berhubungan dengan kecepatan, sedangkan dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan volume dan tekanan.

17.    bata
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
tembok
benda yg berbentuk persegi panjang spt kotak atau peti kecil; tanah liat yg diaduk sampai halus, kemudian dicetak, dikeringkan, lalu dibakar (dipakai untuk membuat dinding dsb); batu bata
Analisis:
Kata bata mengalami pergeseran makna menyempit. Kata bata yang dulunya berarti tembok, kini menjadi lebih spesifik yaitu batu persegi panjang yang biasanya dipakai untuk mendirikan bangunan.

18.    bibi
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Ibu
adik (saudara muda) perempuan ayah atau ibu
Analisis:
Kata bibi mengalami penyempitan makna. Kata bibi dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu, yaitu sebutan bagi wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia kata bibi tidak lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa, namun mengalami penyempitan makna, kata bibi diartikan sebagai adik perempuan ibu.

19.    bini
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
istri: perempuan
perempuan yang menjadi istri
Analisis:
Kata bini tidak mengalami pergeseran makna. Kata bini dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti yang sama kosakata dalam bahasa Indonesia.

20.    bobot
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Hamil
berat suatu benda
Analisis:
Kata bobot mengalami pergeseran makna meluas. Kata bobot dalam bahasa Jawa Kuno berarti hamil yaitu keadaan berat karena mengandung janin, sedangkan dalam kosakata bahasa Indonesia berarti berat dalam keadaan apapun.

21.    buru
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
berburu; memburu
mengejar atau mencari
Analisis:
Kata buru mengalami pergeseran makna meluas. Kata buru yang awalnya hanya diartikan sebagai kegiatan mencari binatang, kini kata buru dapat diartikan pula mencari sesuatu yang lain misal berburu cinta, berburu ilmu, berburu buku dan lain-lain.

22.    buyut
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
leluhur; nenek moyang
ibu dr nenek (urutannya: bapak/ibu, nenek, buyut)
Analisis:
Kata buyut mengalami pergeseran makna menyempit. Kata buyut dalam bahasa Jawa Kuno berarti leluhur atau nenek moyang, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi ibu dari nenek.

23.    cacah
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
cacah; patah; putus; koyak; pecah
mencencang (daging dsb) halus-halus
Analisis:
Kata cacah  mengalami pergeseran makna menyempit. Kata cacah dalam bahasa Jawa Kuno berarti patah, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi cencang atau memotong halus-halus.

24.    dalih
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
menyangkal; mendakwa
alasan (yg dicari-cari) untuk membenarkan suatu perbuatan
Analisis:
Kata dalih mengalami pergeseran makna menyempit. Kata dalih dalam bahasa Jawa Kuno berarti menyangkal, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi alasan untuk membenarkan.

25.    dosa
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
cacat; kekurangan; kejahatan; pelanggaran
perbuatan yg melanggar hukum Tuhan atau agama
Analisis:
Kata dosa mengalami pergeseran makna menyempit. Kata dosa dalam bahasa Jawa Kuno berarti segala cacat atau kekurangan pada diri manusia, dalam bahasa Indonesia diartikan lebih dispesifikkan lagi menjadi perbuatan yang melanggar hukum atau bisa juga perbuatan yang melanggar aturan agama.



26.    emban
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Mengemban
kain pembebat badan (dada, susu, perut)
Analisis:
Kata emban  mengalami pergeseran makna menyempit. Kata emban dalam bahasa Jawa Kuno berarti mengemban, berubah menjadi kain pembebat badan.

27.    embat
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Merundingkan
mengambil dng cara yg tidak sah (mencuri, mencopet)
Analisis:
Kata embat mengalami pergeseran makna total. Kata embat yang berarti merundingkan dalam bahasa Jawa Kuno, dalam bahasa Indonesia diartikan dengan mengambil paksa milik orang lain.

28.    empu
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
tuan; yang empunya
gelar kehormatan yg berarti "tuan"; orang yg sangat ahli (terutama ahli membuat keris)
Analisis:
Kata empu mengalami pergeseran makna menyempit. Kata empu diartikan sebagai tuan dalam bahasa Jawa Kuno,  dalam bahasa Indonesia kata empu identik dengan orang yang ahli membuat keris.




29.    entas
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
keluar dari air
mengangkat (dr suatu tempat ke tempat lain)
Analisis:
Kata entas mengalami pergeseran makna meluas. Kata entas dalam bahasa Jawa Kuno diartikan dengan mengeluarkan dari air, dalam bahasa Indonesia kata entas dapat digunakan di konteks lain misalnya mengentaskan kemiskinan.

30.    enes
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
bersedih hati; mengidap
merana krn sedih
Analisis:
Kata enes  mengalami pergeseran makna menyempit. Kata enes dalam bahasa Jawa Kuno hanya diartikan bersedih, sedangkan dalam bahasa Indonesia diartikan maerana yang berarti kesedihan yang sangat mendalam.

31.    gadung
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
ubi-ubian
tumbuhan melilit, umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu basah, racunnya akan hilang atau menjadi berkurang; Dioscorea hispida
Analisis:
Kata gadung mengalami pergeseran makna menyempit. Kata gadung dalam bahasa Jawa Kuno umbi-umbian, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi tumbuhan melilit, umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu basah, racunnya akan hilang atau menjadi berkurang, yang mempunyai nama latin Dioscorea hispida.

32.    galah
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
batang; seligi; tombak;lembing
tongkat yg panjang (dr bambu atau kayu dsb untuk menjolok buah-buahan, menolak perahu, menjemur pakaian, dsb)
Analisis:
Kata galah mengalami pergeseran makna menyempit. Kata galah dalam bahasa Jawa Kuno berarti batang, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi tongkat yg panjang.

33.    galeng
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Batas
pematang sawah
Analisis:
Kata galeng mengalami pergeseran makna menyempit. Kata galeng dalam bahasa Jawa Kuno berarti batas, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi batas antara sawah yang satu dengan sawah yang lain atau biasa disebut dengan pematang sawah.

34.    ganti
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
ganti; wakil
sesuatu yg menjadi penukar yg tidak ada atau hilang
Analisis:
Kata ganti tidak mengalami pergeseran makna. Kata ganti dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti yang hampir sama dengan bahasa Indonesia.

35.    gantung
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Gantung
sangkut; kait
Analisis:
Kata gantung mengalami pergeseran makna meluas. Kata gantung dalam bahasa Jawa Kuno berarti tersangkut di atas, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata gantung dapat diartikan tersangkut dimanapun.

36.    henti
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
habis; henti; binasa
keadaan tanpa gerak; halangan; jeda
Analisis:
Kata ganti mengalami pergeseran makna total. Kata ganti dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia yaitu keadaan tanpa gerak.

37.    hilang
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
hilang; kalah; mati; berhenti; binasa; hancur
tidak ada lagi; lenyap; tidak kelihatan
Analisis:
Kata henti tidak mengalami pergeseran. Kata henti dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama.




38.    idem
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Padam
sama dng yg disebutkan di atas atau di muka
Analisis:
Kata idem mengalami pergeseran makna total karena antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang cukup signifikan.

39.    imbang
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Mengimbangi
setimbang; sebanding; sama (berat, derajat, ukuran, dsb)
Analisis:
Kata imbang tidak mengalami pergeseran. Kata imbang dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama.

40.    inang
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Ibu
perempuan yg merawat (menyusui dsb) anak tuan-nya (spt anak raja atau anak pembesar)
Analisis:
Kata inang mengalami pergeseran makna menyempit. Kata inang dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi yaitu perempuan yg merawat anak tuannya.

41.    indik
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mendekati
mendekati dng berjalan membungkuk atau merangkak supaya tidak diketahui (mengagetkan) yg didekati; mengendap
Analisis:
Kata indik mengalami pergeseran makna menyempit. Kata indik dalam bahasa Jawa Kuno berarti mendekati, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi mendekati dng berjalan membungkuk atau merangkak supaya tidak diketahui yg didekati.

42.    iring
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mengiringkan; menyertai; mengikuti; mengantarkan
berjalan berturut-turut
Analisis:
Kata iring mengalami pergeseran makna menyempit. Kata iring dalam bahasa Jawa Kuno berarti menyertai, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi berjalan berturut-turut.

43.    irung
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
Hidung
mangkuk kecil untuk minum arak
Analisis:
Kata irung mengalami pergeseran makna total. Kata irung dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia yaitu keadaan tanpa gerak.

44.    irus
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
sendok sayur
sendok besar yg cekung, terbuat dr tempurung kelapa dsb untuk menyendok sayur dsb dr kuali (belanga, periuk, panci)
Analisis:
Kata irus mengalami pergeseran makna menyempit. Kata irus dalam bahasa Jawa Kuno berarti sendok sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi sendok besar yang cekung, terbuat dari tempurung kelapa untuk menyendok sayur dari kuali.

45.    jambak
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
direnggut (rambutnya)
Merenggut rambut
Analisis:
Kata jambak tidak mengalami perubahan makna. Kata jambak dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama.

46.    jambu
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
pohon dan buahnya
buah jambu, banyak airnya, bentuknya menyerupai genta dan lebar di bawah, macam dan jenisnya banyak
Analisis:
Kata jambu mengalami pergeseran makna menyempit. Kata jambu dalam bahasa Jawa Kuno berarti pohon dan buahnya, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi buahnya saja.

47.    jampi
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
digunakan untuk mengobati
kata-kata atau kalimat yg dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib (untuk mengobati penyakit dsb); mantra
Analisis:
Kata jampi mengalami pergeseran makna menyempit. Kata jampi dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua hal yang dapat digunakan untuk mengobati, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi yaitu kata-kata atau kalimat yg dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib untuk mengobati penyakit.

48.    jaya
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
menang; kemenangan
selalu berhasil; sukses; hebat
Analisis:
Kata jaya mengalami pergeseran makna meluas. Kata jaya dalam bahasa bahasa Indonesia memliki arti yang lebih luas, yaitu berhasil di segala bidang, sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno berarti menang, berhasil dalam suatu pertandingan, perlombaan atau kejuaraan saja.

49.    kirim
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mengirim sesuatu sebagai hadiah
menyampaikan barang dari satu tempat ke tempat yang lain
Analisis:
Kata kirim mengalami pergeseran makna meluas. Kata kirim dalam bahasa Jawa Kuno hanya berarti mengirim sesuatu sebagai hadiah, jika dibandingkan dalam bahasa Indonesia kata kirim dapat diartikan menyampaikan barang dari satu tempat ke tempat yang lain meskipun itu bukan hadiah.


50.    kutub
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mengepul seperti awan
pangkal poros bumi
Analisis:
Kata kutub mengalami pergeseran makna total. Kata kutub yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti mengepul seperti awan, mempunyai arti yang jauh berbeda dalam bahasa Indonesia, yaitu pangkal poros bumi. Meskipun berbeda arti, keduanya memiliki keterkaitan yaitu sama-sama dalam keadaan yang seperti tertutup kabut.

51.    laksana
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
tanda, ciri, petanda, syarat, lambang
sifat, tanda; laku, tanda yang baik
Analisis:
Kata laksana mengalami pergeseran makna menyempit. Kata laksana dalam bahasa Jawa Kuno diartikan sebagai tanda, ciri, petanda, syarat, lambang, sedangkan  dalam bahasa Indonesia kata laksana tidak diartikan semua tanda, namun hanya tanda yang baik saja.

52.    layu
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
lemah, merana, kurus kering
lisut; tidak segar lagi,; bunga, daun dan sebagainya; pucat tidak bergaya lagi
Analisis:
Kata layu mengalami pergeseran makna menyempit. Kata layu dalam bahasa Jawa Kuno hanya berarti lemah, merana, kurus kering, sedangkan  dalam bahasa Indonesia kata layu diartikan sebagai keadaan lemah, merana, kurus kering pada tanaman.


53.    lembur
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
kerja sampai malam
kerja malam, pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja
Analisis:
Kata lembur tidak mengalami perubahan makna. Kata lembur dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama.

54.    mentah
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mentah, tidak dimasak, tidak diolah
belum masak buah-buahan, belum matang penganan dan sebagainya; belum direbus, diolah, dmasak, dan sebagainya
Analisis:
Kata mentah tidak mengalami perubahan makna. Kata mentah dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama.

55.    prasasti
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
dekrit, proklamasi, maklumat, pengumuman, pemerintah, inskripsi
piagam (yang tertulis pada batu, tembaga, dsb.)
Analisis:
Kata prasasti mengalami pergeseran makna menyempit. Kata prasasti dalam bahasa Jawa Kuno berarti lebih luas jika dibandingkan dalam bahasa Indonesia yang hanya diartikan sebagai piagam yang tertulis pada batu atau  tembaga.



56.    sabda
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
bunyi, suara, nada, kata, bahasa kata yang benar, ungkapan yang benar
kata; perkataan (bagi Tuhan, nabi, raja, dsb.)
Analisis:
Kata sabda mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sabda dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua perkataan yang benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi perkataan Tuhan, nabi, atau raja.

57.    sabet
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
mencambuk, menampar
memukul dengan tali atau benda lain yang panjang kecil
Analisis:
Kata sabet mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sabet dalam bahasa Jawa Kuno berarti mencambuk, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi memukul dengan tali atau benda lain yang panjang kecil.

58.    sampir
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
syal; selendang
bagian sarung keris sebelah atas
Analisis:
Kata sampir mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sampir dalam bahasa Jawa Kuno berarti selendang yang bisa digunakan untuk menutup apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi bagian yang menjadi sarung keris, menutup keris sebelah atas.


59.    sana
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
tempat kediaman
penunjuk tempat yang jauh (dianggap jauh dari pembicaraan)
Analisis:
Kata sana mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sana dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua tempat kediaman, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sana diartikan sebagai penunjuk tempat yang jauh (dianggap jauh dari pembicaraan).

60.    sapih
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia
pembubaran, dipisah, diakhiri
menyarak (menghentikan anak menyusu ibu)
Analisis:
Kata sapih mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sapih dalam bahasa Jawa Kuno diartikan sebagai pengakhiran semua hal, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sapih diartikan sebagai menyarak, atau menghentikan anak menyusu ibu.


Berikut ini disajikan rekapitulasi data hasil analisis
No
Kata
Pergeseran Makna
Tidak Ada
Menyempit
Meluas
Total
1
adu


V

2
agama

V


3
ajak


V

4
ajang


V

5
ajar

V


6
alang

V


7
alas


V

8
ambang



V
9
amis

V


10
ampuh

V


11
anak

V


12
angkat

V


13
arus


V

14
asrama
V



15
babu

V


16
banter



V
17
bata

V


18
bibi

V


19
bini
V



20
bobot



V
21
buru


V

22
buyut

V


23
cacah

V


24
dalih

V


25
dosa

V


26
emban

V


27
embat



V
28
empu

V


29
entas


V

30
enes

V


31
gadung

V


32
galah

V


33
galeng

V


34
ganti
V



35
gantung


V

36
henti



V
37
hilang
V



38
idem



V
39
imbang
V



40
inang

V


41
indik

V


42
iring

V


43
irung



V
44
irus

V


45
jambak
V



46
jambu

V


47
jampi

V


48
jaya


V

49
kirim

V


50
kutub



V
51
laksna

V


52
layu

V


53
lembur
V



54
mentah
V



55
prasasti

V


56
sabda

V


57
sabet

V


58
sampir

V


59
sana

V


60
sapih

V


Jumlah
8
35
9
8



BAB III
SIMPULAN


Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa kata serapan yang berasal dari bahasa Jawa Kuno ada yang begitu saja diserap ke dalam kosa kata bahasa Indonesia, ada yang berubah makna secara total, ada yang mengalami penyempitan, dan ada juga yang mengalami perluasan makna. Dari 60 kosa kata bahasa yang dianalisis, kosa kata tersebut paling banyak mengalami penyempitan makna, yaitu sebanyak 35 kata, selanjutnya kosa kata yang mengalami perluasan makna sebanyak 9 kata, kosa kata yang tidak mengalami pergeseran makna dan pergeseran makna total masing-masing berjumlah 8 kata.





DAFTAR PUSTAKA


Mardiwarsito, L. 1985. Kamus Jawa Kuna (Kawi) – Indonesia. Ende Flores: Penerbit Indah.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001.  Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
____. Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia.  http://id.wikipedia.org/ diunduh pada tanggal 3 Juli 2011 pukul 20.14 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar